REPUBLIKA.CO.ID, NAKALOKE--Di tengah serangkaian pembunuhan yang menargetkan imam Muslim di Uganda, dua ulama Muslim terkemuka mendesak pihak berwenang untuk memberikan mereka senjata. Alasannya adalah untuk membela diri.
"Kami berterima kasih untuk penjaga keamanan bersenjata, namun Inspektur Jenderal Polisi (IGP) harus mempertimbangkan janjinya mempersenjatai kami," kata Sheikh Asaad Mujjasi dikutip dari On Islam, Rabu (12/8).
Seruan itu dilakukan setelah beberapa Muslim terkemuka dibunuh. Sedangkan beberapa orang lainnya melarikan diri dari upaya pembunuhan selama dua tahun terakhir.
Salah satu pemimpin Muslim, Sheikh Siraji Mwinyi (63 tahun) di Nandala Zone mempunyai cerita tersendiri. Saat itu seorang pembunuh bayaran mencoba membunuhnya Senin (10/8) dini hari.
Dia lolos dari upaya pembunuhan setelah polisi mendatangi rumah Mwinyi tepat waktu dan melepaskan tembakan kepada tersangka.
Sheikh Mwinyi merupakan tokoh agama yang dikenal di Uganda. Ia menjabat sebagai ketua dewan pengawas dari Wamula Islamic Centre yang beroperasi di sekolah dasar dan menengah di Nakaloke.
Mwinyi merupakan cendikiawan Muslim yang ditargetkan oleh pembunuh. Hal tersebut terungkap karena namanya berada dalam daftar yang ditemukan oleh operasi keamanan.
"Kami telah memberinya pengamanan sejak 20 Mei, ketika Sheikh Rashid Wafula ditembak mati," kata Komandan Kepolisian Daerah Elgon, Jacob Opolot.
Sheikh Mujjasi menghadapi hal sama saat lolos dari upaya pembunuhan di tempat tinggalnya di Kireka Zone, Nakaloke, Selasa (11/8). Mujjasi adalah Imam di masjid Nakaloke dan direktur Wamula Islamic Centre.
Berdasarkan CIA Factbook, Muslim Uganda terdiri sekitar 14 persen dari 32 juta populasi di negara yang mayoritas penduduknya Kristen. n