Kamis 13 Aug 2015 09:51 WIB

Australia Didesak Wajibkan Rem Otomatis pada Mobil Baru

Riset menunjukan sistem rem otomatis - Autonomous Emergency Braking (AEB) dapat mengurangi resiko tabrakan hingga 38 persen.
Foto: abc
Riset menunjukan sistem rem otomatis - Autonomous Emergency Braking (AEB) dapat mengurangi resiko tabrakan hingga 38 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Tim evaluasi keselamatan kendaraan Australia mendesak dipasangnya sistem rem otomatis pada seluruh kendaraan roda empat baru di Australia.

Gagasan ini diusulkan untuk menekan angka kasus kecelakaan di jalan yang setiap tahun merenggut lebih dari seribu nyawa penduduk Australia. Desakan ini disampaikan berbarengan dengan diluncurkannya kampanye keselamatan dan pencegahan trauma di gedung parlemen di Canberra.

 

Usulan ini dikeluarkan setelah riset yang dilakukan Program Evaluasi Kendaraan Baru Australiasian (ANCAP) menunjukkan sistem rem otomatis atau autonomous emergency braking (AEB) dapat mengurangi risiko tabrakan hingga 38 persen.

 

Sistem AEB menggunakan teknologi kamera dan sensor  untuk mendeteksi kecepatan dan jarak objek yang berada di jalur kendaraan dan akan secara otomatis melakukan pengereman jika pengemudi tidak merespon hasil dari deteksi tersebut.

 

Sejumlah sistem rem otomatis dapat mencegah terjadinya tabrakan beruntun, namun sistem yang lainnya dirancang hanya sekadar mengurangi laju kendaraan sebelum terjadi tabrakan. Teknologi AEB kini telah menjadi standar untuk kendaraan baru di Eropa, Jepang dan AS.

Direktur Eksekutif ANCAP Nicholas Clarke mengatakan, di Australia teknologi ini masih menjadi menu pilihan yang mahal atau tidak dipasang sama sekali. Clarke mengatakan rem otomatis ini dapat menyelamatkan nyawa pengendara karena berperan ketika pengemudi lengah.

 

"Meski jumlah korban meninggal akibat kecelakaan mobil di Australia terus menurun, namun setiap tahun tercatat masih ada 1.200 orang yang tewas di jalanan Australia,” katanya.

 

Presiden AMA Brian Owler mengatakan teknologi baru dapat membuat perubahan yang signifikan.

 

"Saya kira teknologi semacam ini dapat mengurangi angka kecelakaan di jalan dalam jumlah yang tidak dapat kita perkirakan,”

 

"Alat ini dapat menjadi alat penentu untuk mengurangi kasus tabrakan, terutama tabrakan dari arah belakang dimana sekarang banyak kita jumpai konsentrasi pengemudi sering terganggu karena mereka menggunakan ponsel atau teknologi lain,”

 

Selain itu Professor Owler juga menilai sistem baru itu membuat kendaraan menjadi lebih aman dan mendidik para pengemudi merupakan komponen utama dalam mencegah trauma di jalan.

 

Clarke mengatakan meskipun teknologi AEB sudah tersedia lebih dari satu dekade, namun AEB belum menjadi fitur standar pada kendaraan di Australia.

 

"Dalam lima-10 tahun kita harapkan setidaknya setengah dari kendaraan yang diparkir telah menggunakan teknologi ini,” katanya.

 

Dia mengatakan sistem rem otomatis yang dipasang pada kendaraan di Australia merupakan cara termudah untuk diterapkan mengingat saat ini juga tersedia sejumlah teknologi lain.

 

Meskipun pengemudi berhasil mempertahankan kendaraan tetap pada jalurnya atau mampu mengawasi kecepatannya, tetap saja berlaku premis kalau hilangnya konsentrasi atau perhatian pengemudi dalam waktu sekejap itu dapat berdampak mematikan.

 

Oleh karena itu kedua lembaga ini akan terus berusaha melobi industri kendaraan Australia dan pemerintah hingga fitur keselamatan ini ditetapkan sebagai fitur standard di Australia.

 

Data yang dirilis dari ANCAP dan AMA menyebutkan setiap tahun ongkos kesehatan yang ditanggung penduduk Australia melalui pajak akibat kecelakaan di jalan mencapai 27 miliar dolar AS atau 70 juta dolar AS per hari.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-08-13/australia-didesak-wajibkan-fitur-rem-otomatis-pada-mobil-baru/1480906
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement