REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menunda program renovasi sekolah-sekolah di DKI Jakarta. Pasalnya, beberapa gedung sekolah dianggarkan terlalu mahal.
Basuki atau akrab dipanggil Ahok menyebut rencananya Pemprov DKI Jakarta akan merenovasi 2 ribu bangunan sekolah yang dinilai tidak layak. Namun, beberapa dianggap tidak dapat diteruskan karena anggarannya mencapai hingga Rp 50 miliar.
"Ada berapa ya sekitar 2000-an. Ada berapa yang nggak masuk akal akan kita hentikan. Sekarang harga satuannya nggak masuk akal," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/8).
Menurutnya, tidak masuk akal sebuah gedung yang direnovasi memakan biaya hingga puluhan miliar. Padahal, program ini untuk memperbaiki gedung bukan membangun dari awal. "Kamu hitung saja, bangun gedung itu kalau biasa bisa 5 juta per meter. Emang bangun sampai 1 hektar habis Rp 50 miliar? Nggak masuk akal, ini bukan bangun baru loh, tapi rehab," bantah mantan Bupati Belitung Timur ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Arie Budhiman mengakui ada dana renovasi sekolah yang mencapai Rp 49 miliar untuk SMA Negeri 19, Tambora Jakarta Barat. Menurut dia, dananya besar karena ada beberapa sekolah yang tergabung dalam satu kompleks.
"Di sana ada tiga SD ada satu SMP dan satu SMA. Ini adalah perencanaan tahun yang lalu," ujar Arie.
Menyikapi persoalan ini, Pemprov DKI akan memperbaiki anggaran tersebut agar dibuat lebih efisien sembari menunggu proses lelang. Banyak pertimbangan yang mengharuskan renovasi sekolah di Jakarta terpaksa ditunda. Ia juga menyebut tidak cukup waktu jika harus dilaksanakan tahun ini.