REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah ujicoba meriam anti pesawat udara berhasil dilakukan salah satu kapal di jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI AL, yaitu KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376. Ujicoba meriam kaliber 30 mm 7 barrels ini dilakukan di perairan Bawean, Jawa Timur, Jumat (14/8).
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar (Kadispenarmabar), Letkol Laut Ariris Miftachurrahman, menjelaskan, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 melakukan berbagai skema latihan dengan meriam tersebut, yaitu Harbour Acceptance Test (HAT), Sea Acceptance Test (SAT), Fire Control System (FCS) dan Combat Management System (CMS).
Dalam skema latihan SAT itu meliputi antisurface real target test, antiair real target, moving base alignment dan naval gun firing test.
''Secara teknis, meriam kaliber 30 mm 7 barrels berfungsi untuk melindungi kapal dari serangan udara musuh, sebagai senjata antirudal dan antipesawat udara,'' ujar Ariris, Jumat (14/8).
Lebih lanjut, Ariris menyebutkan, meriam kaliber 30 mm 7 barrels ini merupakan meriam buatan Cina dengan jarak tembak mencapai 3.500 meter. Selain memiliki meriam 30 mm 7 barrels, Ariris mengatakan KRI yang berada dalam Satuan Kapal Eskorta Koarmabar ini juga dilengkapi berbagai radar canggih.
Radar-radar ini akan mendukung sistem senjata yang dimiliki KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376. Radar-radar tersebut antara lain Radar Searching MR36A, Radar Tracking MR35 dan EO Tracker.
Untuk Radar Searching MR36A memiliki kemampuan jangkauan maksimal 120 Km dengan kemampuan deteksi 32 kontak udara maupun permukaan.
Sedangkan, Radar Tracking MR35 dan EO Tracker mampu mengunci sasaran dari jarak 30 Km dan mengeksekusinya dengan meriam kaliber 30 mm 7 barrels.
''Atau dengan meriam kaliber 57 mm laras ganda yang sudah diintegrasikan dengan sistem Fire Control System (FCS),'' katanya.
Sementara dalam sesi ujicoba kedua meriam tersebut, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 berhasil menembak sasaran permukaan dummy target yang dilengkapi reflector serta sasaran udara berupa balon udara. Penembakan yang dilakukan secara manual melalui Kolonka ataupun otomatis secara CMS mampu mengenai target sasaran yang telah disiapkan.
''Selesai melaksanakan ujicoba HAT dan SAT, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 kemudian kembali ke Surabaya guna melaksanakan kaji ulang,'' kata Ariris.