Jumat 14 Aug 2015 23:53 WIB

Ekomomi Indonesia Lesu, Pengusaha Diminta tak PHK Karyawan

phk (ilustrasi)
Foto: cbc.ca
phk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri mengimbau para pelaku usaha di Indonesia tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif. Meski Indonesia sedang mengalami perlambatan ekonomi.

"Kami minta agar pengusaha melakukan siasat untuk menghadapi ekonomi sekarang ini, tetapi siasatnya jangan sampai melakukan PHK," kata Menaker Hanif, di Jakarta, Jumat (14/8).

Pernyataan tersebut disampaikan usai menghadiri acara penyampaian keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 di depan rapat paripurna DPR RI. Imbauan itu disampaikan Menaker guna merespon peristiwa banyaknya perusahaan berskala global yang melakukan PHK.

Menurut Hanif, selama semester I 2015, ada sekitar 30 ribu pekerja yang 'dirumahkan'. Dia juga menilai PHK besar-besar yang terjadi di beberapa negara di dunia saat ini sudah pada taraf yang cukup mengkhawatirkan.

Karenanya, kata Hanif, fenomena PHK secara masif yang terjadi di dunia saat ini menjadi perhatian pemerintah. Sebab, dapat berimbas terhadap kondisi Indonesia. Dia mengatakan, Kementerian Ketenagakerjaan sedang mendata jumlah pekerja di Indonesia yang telah mengalami PHK sepanjang 2015.

"Berdasarkan hitungan sementara, tahun ini yang 'lay off' atau dirumahkan sementara itu ada kurang lebih 30 ribu orang," ungkap dia.

Hanif menjelaskan para pekerja yang dirumahkan, sementara sebagian besar berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor industri manufaktur. "Kebanyakan mereka dari industri manufaktur, terutama garmen. Ini karena keadaan ekonomi ya, dunia usaha kan melakukan efisiensi karena pada tahun lalu kan tidak ada perlambatan ekonomi," ujar dia.

Namun, dia berharap perlambatan ekonomi di Indonesia dapat segera diatasi dan pertumbuhan ekonomi bisa terakselerasi, sehingga kondisi sektor-sektor usaha dapat membaik dan tindakan PHK di Indonesia pun dapat ditekan.

Menaker juga mengaku optimistis kondisi ekonomi Indonesia ke depan akan lebih baik sehingga penyerapan tenaga kerja pun akan bisa ditingkatkan. "Saya optimistis kebijakan-kebijakan pemerintah ke depan akan bisa memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga dunia usaha yang saat ini agak sulit itu dalam waktu ke depan akan bisa diperbaiki," kata Hanif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement