REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Otoritas Kurdi di Irak mengatakan mereka meyakini pasukan Peshmerga mereka telah diserang dengan senjata kimia oleh ISIS. Kemungkinan zat kimia itu adalah gas klorin.
Dewan Keamanan Daerah Kurdistan mengaku sedang menyelidiki beberapa serangan yang dilakukan gerilyawan ISIS terhadap posisi Peshmerga, termasuk di Makhmour, sebelah barat daya dari Erbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi awal pekan ini.
Itu juga merupakan laporan ketiga yang menduga kalau senjata kimia telah digunakan di medan perang Irak tahun ini.
"Pelaporan awal menunjukkan bahan kimia ditembakkan dalam bentuk proyektil, mungkin di sekitar mortir," kata dewan seperti dilansir Arab News.
Mereka juga menyebut beberapa petugas Peshmerga dirawat karena pusing, muntah dan kelemahan umum. Beberapa menerima pengobatan untuk luka bakar.
Penggunaan klorin sebagai senjata dilarang di bawah Konvensi Senjata Kimia 1997. Jika terhirup, gas klorin akan berubah menjadi asam klorida di paru-paru dan dapat membunuh dengan membakar paru-paru, serta menenggelamkan korban oleh cairan tubuh yang dihasilkan.
Stok senjata kimia di Irak dan Suriah sendiri sebenarnya telah dihancurkan oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia di Den Haag.