REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kemasyarakatan Musyawarah Keluarga Gotong Royong (Ormas MKGR) telah memilih ketua baru pada mubes Ormas MKGR VIII di Bandung, Jumat, (14/9). Yakni, Roem Kono.
Terpilihnya Roem Kono itu terhindar dari konflik kepentingan dualisme kepemimpinan di tubuh Partai Golkar yang diwakili kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan Agung Laksono.
Dari Kubu ARB dimotori oleh Setya Novanto (Waketum). Sedangkan kubu Agung diwakili Agus Gumiwang Kartasasmita (Waketum). Selain itu, juga terlihat Iskandar Mandji, Ibnu Mundzir, Fayakhun Andriadi, melobi pemilik suara untuk mendukung Roem Kono.
Ketua DPP Partai Golkar versi Munas Ancol, Ace Hasan Syadzily mengatakan, sebagai Ormas pendiri Partai Golkar, MKGR memiliki independensi dalam menentukan arah organisasinya dalam Musyawarah Besar yang menghasilkan Roem Kono sebagai Ketua Umum.
"Pilihan terhadap Roem Kono sebagai Ketua Umum merupakan kehendak kader-kader MKGR tanpa harus melihat apakah dia kubu AL atau ARB," kata Ace, Sabtu (15/8).
Menurutnya, banyak di antara kubu Agung yang mendukung kepemimpinan Roem Kono. Sebab, kader MKGR menginginkan perubahan di tubuh organisasinya.
Bendahara Umum Ormas MKGR 2010-2015, Fayakhun yang juga sebagai salah satu bendahara dalam kepengurusan Agung mengatakan, kemenangan Roem Kono merupakan kemenangan bagi Ormas MKGR itu sendiri.
"Karena, saingannya Priyo Budi Santoso telah dua periode menjabat sebagai Ketum. Kemenangan Roem Kono dengan sendirinya membuat sirkulasi kepemimpinan dan regenerasi berjalan sebagaimana mestinya, pembaharuan di Ormas MKGR bisa berjalan," katanya.
Ia mengatakan, inti demokrasi adalah berjalannya sirkulasi kepemimpinan dan kaderisasi. Sehingga roda organisasi bergerak positif, terhindar dari kejenuhan, dan selalu terbarukan dengan ide-ide segar.