Ahad 16 Aug 2015 11:12 WIB
Perayaan 17 Agustus

Dari Jokowi Hingga Lomba Makan Krupuk Meriahkan Paviliun Indonesia

Lomba makan krupuk di Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015 di Milan, Italia, Sabtu (15/8).
Foto: Republika/Erik PP
Lomba makan krupuk di Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015 di Milan, Italia, Sabtu (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015, berbenah menyambut perayaan Hari ulang Tahun (HUT) RI ke-70. Panitia Paviliun Indonesia membuat dekorasi bendera merah putih sebagaimana mudah ditemukan di Tanah Air. Selain itu, dipasang pula foto tujuh presiden RI mulai Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, hingga Jokowi. Khusus Jokowi, penempatan fotonya ditaruh di depan pintu panggung hiburan sehingga menyita perhatian pengunjung.

Untuk semakin menarik minat banyak pengunjung, panitia menyelenggarakan berbagai lomba tradisional mulai tanggal 15 hingga 17 Agustus dengan mengusung tema 'Marvelous 70'. Peserta lomba makan krupuk, balap bakiak maupun memasukkan bolpoin ke dalam botol diikuti pengunjung dari berbagai negara Eropa dan Asia.

Baik tua maupun muda tampak semangat mengikuti lomba 17-an yang biasanya diadakan di kampung-kampung. Pemilik Arta Graha Network (AGN) Tomy Winata selaku pengelola Paviliun Indonesia menjelaskan, di Kota Milan sudah puluhan tahun tidak ada perayaan HUT RI-70. "Ini sudah 20 tahun tidak ada di Milan," katanya pada Sabtu (15/8) malam, sebagaimana dilaporkan wartawan Republika, Erik Purnama Putra dari Milan.

Karena itu, ia mengaku senang melihat kemeriahaan perayaan lomba tradisional hingga penampilan budaya tradisional, seperti tari piring maupun pencak silat, hingga goyang poco-poco, yang mampu menghipnotis ribuan pengunjung. "Malah pengunjung paviliun sudah belasan ribu setiap harinya, bahkan sempat mencapai 20 ribu," ujar Tomy.

Paviliun Indonesia sendiri baru saja melakukan inovasi baru dengan mengubah tampilan interiornya yang kini ditambah meja di atas map Indonesia besar yang ditaburi rempah-rempah, foto seribu wajah Indonesia dan patung Dewi Sri. Selain itu, ada pula relokasi Bogor Cafe atau Desa Restaurant yang menjadi private dining area dengan interior bernuansa klasik tradisional Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement