REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai, menjamurnya ojek tidak lepas dari gagalnya pemerintah mengatur sistem transportasi umum yang baik.
Ia menegaskan, ojek bukanlah angkutan publik. Kemunculan ojek, kata dia, mulai marak setelah 1998 saat masyarakat kesulitan mencari pekerjaan.
"Kegagalan pemerintah mengatur transportasi umum menyebabkan ojek menjamur," ujarnya kepada Republika, Ahad (16/8).
Ia juga mengkritisi sikap Kepala daerah yang sangat malas menata transportasi publik, karena sisa uang sedikit, bahkan mungkin tidak ada.
"Lain halnya kalau bangun tol, jalan lingkar, flyover atau underpass, masih bisa dapat bagian," katanya.
Ia berharap layanan ojek yang terus menjamur harus diatur, dan tidak melebihi fungsi dari transportasi umum.