REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dan politik dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga, berharap para menteri dalam Kabinet Kerja dapat segera melaksanakan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya.
"Sekarang bagaimana gerbong-gerbong kabinet dapat melaksanakan secara cepat apa yang disampaikan Presiden, terutama tentang pertumbuhan ekonomi, sosial kemasyarakatan, budaya, infrastruktur dan lain-lain," kata dia, Ahad (16/8).
Andy mencontohkan seperti kinerja dari para menteri urusan ekonomi untuk segera menurunkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, karena apabila semakin tinggi dapat mengancam perekonomian dan stabilitas politik.
"Kalau bisa dollar ini Rp12.000, harus juga ada indikatornya," ucapnya.
Selain itu, Andy juga belum melihat adanya perkembangan berarti di bidang infrastruktur apabila disesuaikan dengan realisasi kampanye Presiden Joko Widodo untuk menghubungkan Nusantara melalui sektor maritim, terutama tol laut.
"Ini harus segera direalisasikan mengingat sektor maritim telah sejak awal dijadikan sektor primadona. Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli harus bisa menerjemahkan Nusantara dalam sistem yang dihubungkan dengan tol laut," katanya.
Sebelumnya, pada Jumat (14/8), Presiden Joko Widodo membacakan pidato kenegaraan dalam rangka hari ulang tahun ke-70 proklamasi kemerdekaan di depan Sidang Bersama MPR RI Tahun 2015.
Dalam pidatonya, Presiden menjelaskan mengenai konsep pemerintahannya ke depan dengan berupaya fokus pada pembangunan infrastruktur, sumber energi, pasar rakyat, dan tol laut.
Lebih lanjut, Andy berharap pidato politik Presiden akan mampu menyinergikan program-program pemerintah ke konsep Nawacita dan Trisakti yang bermuara pada kepentingan segenap rakyat Indonesia.
"Presiden perlu konsisten terhadap Nawacita dan Trisakti sebagaimana kampanyenya ketika Pilpres. Sosok Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara simbol pemersatu bangsa perlu lebih dikedepankan," kata dia.