REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2015, diperkirakan ada sekitar 100 wanita Indonesia terjerumus menjadi kurir narkoba. Demikian terungkap berdasarkan catatan Badan Narkotika Nasional (BNN).
''Para wanita Indonesia itu banyak dijadikan kurir oleh sindikat narkoba asal Nigeria. Mereka dimanfaatkan untuk dijadikan kurir Sabu,'' ujar kepala Humas BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi, di kantor BNN, Jakarta, Sabtu (15/8).
Ironisnya, lanjut Slamet, para bandar narkoba seringkali mengendalikan aksinya dari negeri jiran, Malaysia. Negeri ini juga merupakan wilayah transit pengiriman Sabu dari China, sebelum akhirnya dipasarkan ke Indonesia. ''Di situ tempat transit juga, karena sasarannya Indonesia,'' terangnya.
Namun hingga saat ini, belum ada aksi protes dari pemerintahan Indonesia terkait persoalan tersebut. ''Kita ada kerja sama interdiksi, tugas BNN menutup kantong-kantong pengiriman seperti di pelabuhan tikus,'' tutur Kasubdit Prekursor BNN, Kombes Pol Ketut Setiawan.
Jelang 70 tahun perayaan kemerdekaan Indonesia, Senin (17/8), para bandar masih menganggap Jakarta dan beberapa kota lainnya sebagai pangsa pasar yang menjanjikan. ''Memang, kita belum merdeka dari narkoba,'' pungkas Ketut.