REPUBLIKA.CO.ID, GORNJA MAOCA -- Serangan ISIS menyedot perhatian media seluruh dunia, termasuk mengkaitkannya pada Muslim Bosnia. Desa Bosnia dituduh menjadi sarang perekrutan anggota ISIS.
"Ini hukum yang terkuat. Media memiliki hak untuk mengatakan apa pun yang mereka inginkan tentang kami dan kami tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu. Mereka menyebut kami teroris untuk merusak citra Islam," kata Edis, warga Gornja Maoca kepada Gulf News dilansir dari OnIslam, Senin (17/8).
Banyak media menyoroti bahwa desa-desa Bosnia menyumbangkan para pemuda Muslim untuk ikut memberontak bersama ISIS. Pernyataan tersebut ditolak oleh para pemuda Muslim dan menyatakan bahwa mereka menolak ajaran menyimpang yang dibawa oleh kelompok militan.
Ia merasa frustasi saat desanya dan desa-desa yang tersebar di Bosnia menjadi pusat serangkaian kontroversi di media nasional dan internasional. Tuduhan tersebut menyatakan mereka melayani perekrutan teroris.
Tuduhan terakhir dilayangkan oleh British Daily Mirror yang menulis bahwa desa Osve telah digunakan untuk kamp pelatihan Daesh dan menjadi basis untuk menghancurkan serangan teror di Barat. Edis menjelaskan, isu radikalisme di Bosnia sering dibesar-besarkan di luar proporsi dan digunakan untuk tujuan politik.
"Semua orang tampaknya memiliki kepentingan dalam menggambarkan Muslim Bosnia sebagai teroris," ujar seorang warga Kozara.