REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Harga minyak dunia turun mendekati posisi terdendah dalam enam tahun pada hari ini, Senin (17/8). Penurunan ini dipengaruhi kontraksi pada perekonomian Jepang dan aksi penambahan pengeboran rig oleh produsen di Amerika Serikat selama sepekan beruntun.
Reuters menyebut (17/8), Jepang merupakan negara terbesar kedua di Asia dan ketiga di dunia. Kini perekonomian negara itu menyusut pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya.
"Hal ini menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi terbesar di Asia akan membebani permintaan minyak," tulis Reuters.
West Texas Intermediate (WTI), minyak mentah AS pada 04.23 GMT diperdagangkan 58 sen lebih rendah dengan harga 41,92 dolar AS per barel. Ini adalah harga yang hampir menjadi terendah selama enam tahun.
Kemudian, minyak mentah brent berjangka turun sejauh 54 sen menjadi 48,65 dolar AS per barel. Ini masih jauh dari posisi terendah selama tahun 2015, yaitu sebesar 45,19 dolar AS.
Sementara, perusahaan energi AS menambah rig minyak selam empat pekan beruntun. Menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc (BHI.I), ini merupakan jumlah tertinggi sejak awal Mei.
Reuter menulis, peningkatan kemungkinan mencerminkan bagaimana periode harga stabil pada awal musim panas ini. Itu adalah saat minyak AS diperdagangkan di atas 60 dolar AS per barel.
"Pemulihan terbaru dalam hitungan rig minyak mendukung harapan kami produsen AS dapat dan akan meningkatkan aktivitas dengan harga WTI mendekati 60 dolar AS per barel, itu meningkat dengan biaya kembali turun 30 persen," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada klien, dikutip Reuters.