REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) periode 2015-2020 Bambang Sudibyo akan berupaya menyempurnakan dan memperkuat Baznas. Penerus jabatan Didin Hafidhuddin itu bertekad untuk mempertahankan capaian positif pengurus Baznas terdahulu.
"Saya melihat Baznas memiliki sistem yg cukup bagus. Saya akan kaji. Yang baik kami teruskan dan diperkuat, yang belum akan kami sempurnakan," kata Bambang ketika dihubungi Republika, Senin (17/8).
Bambang menyebut, Baznas memiliki dua tantangan yaitu pengumpulan dan distribusi. Terkait pengumpulan zakat, kata Bambang, Baznas perlu mendorong masyarakat yang belum membayar zakat untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Bambang mengaku, tantangan lain dalam pengumpulan adalah munculnya kebiasaan masyarakat menjadi amil sendiri dari zakatnya. Dengan membayar zakat lalu membagikan sendiri, Bambang khawatir tidak bisa terjadi agregasi kekuatan zakat. "Kalau zakat terkumpul akan jadi kekuatan finansial yang dahsyat," katanya.
Pada periode sebelumnya, Baznas meniliti potensi zakat Indonesia mencapai angka Rp 217 triliun. Meski begitu, Bambang menilai penelitian itu tidak tepat karena belum memerhatikan indeks gini atau kesenjangan.
Bambang menyatakan saat ini indeks gini Indonesia berada pada angka 0,42. Artinya, terang Bambang, 42 persen dari aset dikuasai satu persen terkaya dan satu persen itu biasanya non muslim.
Menurut Bambang, angka itu berarti masih cukup tinggi. Bambang mengaku hal itu perlu dikoreksi. Meski begitu, potensi zakat menurut bambang masih cukup besar. "Saya kira potensi zakat masih sekitar Rp 150 triliun. Itu cukup besar," ujarnya.
Untuk mengumpulkan potensi itu, Bambang menyebut pihak perlu mendorong masyarakat yang belum membayar zakat mau membayar zakat. Sedangkan bagi masyarakat yang sudah membayar zakat ke depannya membayar lewat lembaga resmi agar menjadi kekuatan zakat.
Terkait distribusi, Bambang mendorong agar distribusi zakat memenuhi prinsip syariah dan digunakan untuk memberdayakan mustahik. Bambang mengaku, pengurus Baznas sebelumnya sudah punya model-model pemberdayaan.
Ia mengaku akan mengkaji ulang program-program itu. Yang baik, katanya, akan diperkuat sementara sisanya akan terus disempurnakan. "Saya tidak datang lalu serta merta saya ubah. Saya hargai jerih payah pendahulu Baznas," kata Bambang.