Senin 17 Aug 2015 16:22 WIB

Upacara Bendera 17 Agustus Pertama Sejak Indonesia Merdeka di Milan

Upacara bendera 17 Agustus di Paviliun Indonesia, Milan Expo 2015 pada Senin (17/8).
Foto: Republika/Erik PP
Upacara bendera 17 Agustus di Paviliun Indonesia, Milan Expo 2015 pada Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015, menyelenggarakan upacara bendera hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-70 pada Senin (17/8). Upacara diikuti sekitar 50-an staf paviliun. Bertindak selaku inspektur upacara adalah Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak.

Sebagaimana upacara 17 Agustus di Tanah Air, para peserta sangat khusyuk ketika lagu 'Indonesia Raya' berkumandang. Mereka dengan khidmat mengikuti seluruh rangkaian upacara dari awal hingga akhir. Usai upacara, seluruh peserta berkumpul dengan serempak meneriakkan "Merdeka, Indonesia Merdeka".

Ketua Persatuan Indonesia-Italia (PII) Ngajari Kaban menjelaskan, selama ini belum pernah ada upacara bendera merah putih di Kota Milan. Karena itu, ia sangat bangga akhirnya untuk pertama kalinya ada upacara 17 Agustus secara resmi yang diadakan panitia Paviliun Indonesia.

"Ini upacara kemerdekaan yang pertama selama 70 tahun di Milan. Sejak merdeka, baru sekarang ada upacara," kata adik MS Kaban tersebut kepada wartawan Republika, Erik Purnama Putra dari Milan Italia.

Selesai upacara, Paviliun Indonesia juga menggelar berbagai lomba tradisional termasuk pembuatan nasi tumpeng terbesar di dunia yang tercatat di Guinness Book Record. Puncaknya digelar pada malam hari, di mana digelar festival budaya dengan bintang tamu adalah pemain biola Iskandar Widjaja, pelukis pasir Fauzan Ja'far, dan penari Inadance. Hadir pula asisten pelatih Inter Milan Dejan Stankovic serta dua pemain La Beneamata Dodo Pires dan Jonathan Biabiany.

Sementara itul Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak sangat senang dengan berbagai terobosan yang dilakukan panitia. Meski kegiatan operasional dilakukan penuh pihak swasta, pihaknya melihat perkembangan paviliun sejak awal hingga sekarang sudah berubah total.

"Meski dalam suasana sederhana, upacara bendera ini sangat bagus. Begitu juga dengan pengunjung Paviliun Indonesia sejak awal Mei hingga sekarang sudah 750 ribu pengunjung. Ini perkembangan luar biasa," kata Nus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement