REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Peringaran 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momen bagi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Muhadjir Effendy MAP selaku inspektur upacara HUT RI. Dia menegaskan pentingnya peran seabad lebih Muhammadiyah bagi bangsa.
“Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peran Muhammadiyah. Secara usia, Muhammadiyah berdiri jauh lebih dulu dibandingkan Indonesia. Bisa dikatakan, Indonesia banyak belajar dari Muhammadiyah. Jangan heran kalau para tokoh, perintis, dan pendiri bangsa Indonesia banyak dari kalangan Muhammadiyah,” ujar Muhadjir dalam pidatonya di Helipad UMM, Senin (17/8).
“Bung Karno misalnya, adalah tokoh yang lahir dari keluarga besar Muhammadiyah. Begitu pula Jenderal Sudirman, pahlawan gerilya ini adalah pendiri Hisbul Wathan, cikal bakal Pramuka Indonesia,” beber Muhadjir menyebut beberapa pahlawan Indonesia.
Dalam pidatonya, Muhadjir juga menegaskan peran Muhammadiyah sebagai motor penggerak perubahan Indonesia berkemajuan. “Jadi bukan hanya maju saja, tetapi berkemajuan. Ini artinya Indonesia harus selalu mengalami kemajuan. Saya kira kita sangat bisa berperan dengan turut mengabdi pada pendidikan, melalui Muhammadiyah, melalui kampus ini,” tuturnya.
Muktamar Muhammadiyah yang digelar awal Agustus lalu, kata Muhadjir, juga merupakan salah satu indikator penting peran Muhammadiyah dalam upaya membangun Indonesia berkemajuan.
Rangkain kegiatan bertema “Semarak HUT RI ke-70” tak hanya diperingati dengan upacara. Selepas upacara, di tempat yang sama digelar aneka lomba, di antaranya nyunggi tempeh, tarik tambang, kelereng sendok, makan kerupuk, balap karung dan sepeda lambat.
Kegiatan diikuti seluruh elemen kampus, mulai dosen, karyawan, satuan pengamanan (satpam), juru parker, serta perwakilan mahasiswa. Sejumlah dosen asing pun turut serta dalam prosesi sakral ini.
Catharina, salah satu dosen asing asal Portugal menyatakan, ini kali pertama ia mengikuti upacara kemerdekaan Indonesia. “Perayaan yang sangat indah. Saya belum pernah mengalami ini sebelumnya,” ungkapnya.
Tak mau kalah, Catharina mengikuti semua jenis lomba yang ada. “Saya dapat juara dua di sepeda lambat dan juara satu di lomba kelereng. Tarik tambangnya super seru, tapi saya tidak menang,” ujarnya sambil tertawa lepas.