Senin 17 Aug 2015 21:55 WIB

Kritik Pembelian Pesawat, Rizal Ramli Ternyata 'Disemprot' Jokowi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Rizal Ramli
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menegur Rizal Ramli yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo. Teguran ini terkait sikap Rizal Ramli yang tajam mengkritisi kebijakan pemerintah melalui media, salah satunya terkait rencana pengadaan pesawat Airbus.

"Presiden juga waktu itu sudah menegur menelpon Pak Rizal Ramli waktu itu mempermasalahkan soal pengadaan soal pesawat. Itu kan baru LoI, ‎penandatangannya terlalu jauh. Dan Pihak Garuda sudah menjelaskan itu," kata Teten di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8).

Menurut Teten, teguran tersebut disampaikan melalui sambungan telepon. Ia mengatakan, Presiden Jokowi meminta agar kritik terhadap kebijakan pemerintah disampaikan melalui internal pemerintahan, bukan melalui media.

Sebab, kata dia, pemerintah saat ini harus bersikap kompak dan solid guna menarik para investor untuk meningkatkan pembangunan nasional. "Presiden sudah sampaikan‎, bahwa kalau ada, kalau ada para menteri kalau ada koreksi kebijakan pemerintah itu disampaikan dibicarakan diinternal bukan diumbar di media karena nanti masyarakat akan bingung," jelas Teten.

Kendati demikian, sambung Teten, Presiden mengapresiasi kritikan kebijakan terhadap menterinya sebagai bentuk koreksi. "Presiden‎ menghendaki kritik menteri yang satu ke yang lain bagus dalam hal koreksi tapi tidak elok jika disampaikan lewat media, kan bisa bertemu, kegaduhan seperti itu kurang bagus," kata Teten.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, Menko Rizal mengeluarkan kritik tajam terhadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno terkait rencana pengadaan pesawat Airbus 350 sebanyak 30 unit. Rizal menilai, rencana Garuda untuk berhutang 44,5 miliar dolar AS kepada Bank of China Aviation justru akan merugikan Garuda. Terlebih, pengalaman Garuda dalam rute internasional kerap mengalami kerugian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement