Selasa 18 Aug 2015 07:55 WIB

Sentuhan Lokal Mesir dalam Perayaan Kemerdekaan RI di Kairo

 Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-70 RI di Lapangan Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (17/8).        (Foto : Rindra Arinal)
Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-70 RI di Lapangan Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (17/8). (Foto : Rindra Arinal)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Peringatan Kemerdekaan RI di Mesir terjadi saat puncak musim panas dengan suhu yang bisa mencapai di atas 40 derajat Celsius. Namun, cuaca panas tidak menghalangi kemeriahan warga Indonesia di Mesir berpartisipasi merayakan  kemerdekaan  Indonesia  yang  ke-70  tahun ini, Senin (17/8).  

Dalam pernyataan pers KBRI Kairo kepada Republika, Senin, semangat perayaan kemerdekaan diisi dengan rangkaian perlombaan olahraga dan permainan yang diikuti semua elemen masyarakat di Mesir. yakni mahasiswa, keluarga besar KBRI Kairo, pelajar dan pekerja migran. Para peserta berkompetisi  dalam berbagai cabang olahraga, antara lain futsal, basket, voli, tenis meja dan sepak takraw dan beragam permainan.

Warga Indonesia menyambut  antusias  berbagai  kompetisi  yang  diselenggarakan tahun ini.  Namun,  berbeda dengan  pesta  kemerdekaan  di  tempat  lain,  KBRI  Kairo  memberi  sentuhan  lokal  dalam peringatan kemerdekaan kali ini.

Untuk  cabang  olahraga  futsal,  16  tim  yang  berkompetisi  diwajibkan  menggunakan  nama penggemar  klub  sepakbola  ternama  (fans  club  base).  Alasan  utama  adalah  untuk mengakrabkan dan menghilangkan sekat  kesukuan yang berpotensi menimbulkan friksi  dan perseteruan fisik karena dalam futsal tumbukan fisik antarpemain akan sering terjadi. Maka terjadilah pertandingan antara Fans Club Barcelona melawan Fans Club Milan,  atau antara Fans  Club  Al-Ahly  (klub  sepakbola  ternama  Mesir)  melawan  Fans  Club  Liverpool.  

Yang membuat  para  peserta  sangat  antusias  dalam cabang  olahraga  futsal  karena  KBRI  Kairo sebagai panitia memberikan hadiah bagi pemenang futsal berupa domba ukuran besar untuk pemenang pertama dan kambing ukuran sedang untuk pemenang kedua.

Lomba yang tak kalah menariknya dan kental dengan sentuhan lokal adalah lomba kecepatan makan roti  ish  dengan fuul  sebagai  pelengkapnya.  Roti  ish  adalah  sejenis  roti  khas Mesir berbentuk bundar pipih sedangkan fuul berasal dari kacang fava yang ditumbuk kasar.

Kedua hidangan khas Mesir ini dapat dikatakan menjadi makanan pokok bangsa Mesir. Panitia lomba mensyaratkan peserta menghabiskan lima roti ish dan satu mangkuk ukuran sedang fuul dalam waktu 10 menit.

Lomba yang diikuti 25 orang pelajar dan mahasiswa berlangsung seru dan meriah dengan teriakan pemberi semangat dari para pendukung. Keriuhan dan kegembiraan para pendukung dan panitia lomba muncul saat pemenang pertama berhasil menghabiskan lima roti ish dan fuul hanya dalam waktu satu menit enam detik.

Padahal jamaknya untuk menghabiskan tiga roti ish dan fuul dalam mangkok ukuran sedang dibutuhkan waktu 10 menit. Tekstur fuul yang besar,  kenyal  memerlukan kunyahan yang cukup agar dapat ditelan tanpa tersedak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement