REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ratusan staf Badan Pekerja dan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) melakukan unjuk rasa menentang pemotongan layanan kepada warga Palestina, Senin (17/8).
Para pengunjuk rasa yang membantu pengungsi Palestina ini memegang spanduk bertuliskan "pendidikan adalah garis merah".
Sebelumnya, UNRWA memperingatkan sekolah-sekolah untuk setengah juta siswa Palestina di Timur Tengah yang kembali dimulai pada akhir Agustus terancam tertunda lantaran minimnya biaya.
Menurut Suhail Hindi, ketua serikat karyawan Arab UNRWA di Gaza, keputusan UNRWA mengurangi pelayanan kepada pengungsi Palestina tidak dapat diterima. Penundaan sekolah, kata dia, akan jadi bencana.
"Untuk itu layanan pendidikan dan kesehatan harus tetap menjadi prioritas UNRWA," katanya seperti dikutip laman Aljazirah, Selasa (18/8).
UNRWA yang mulai beroperasi pada 1950 memberikan bantuan dan perlindungan bagi sekitar lima juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat dan Yordania. Begitupula pengungsi Palestina di Lebanon dan Suriah.
Badan ini setidaknya membutuhkan 100 juta dolar AS untuk memulai pendidikan tahun ajaran 2015-2016 di 700 sekolah yang dikelola PBB.