REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Utama Pertamina periode 2004-2006, yang juga penggagas logo baru Pertamina, meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura (18/8).
Widya Purnama, mantan Direktur Pertamina periode 2004-2006, meninggal dunia pada usia 61 tahun di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Jenazah sendiri saat ini masih berada di Singapura dan rencananya akan dimakamkan besok di TPU Layur Rawamangun, Jakarta Timur. Kepergiam almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Berpulangnya pria kelahiran Pare-Pare, 26 Juli 1954, yang juga dikenal sebagai penggagas dari logo baru Pertamina tersebut, menjadi duka yang sangat mendalam bagi keluarga besar Pertamina. Widya sendiri menjabat Direktur Utama Pertamina, pada 11 Agustus 2004 sampai dengan 8 Maret 2005, dan sempat mengeluarkan sejumlah inisiatif dan prestasi yang dicapai oleh Pertamina.
Salah satunya pada tahun 2005, Pertamina berhasil meningkatkan produksi minyak dari 48,4 MMBO di tahun 2004, naik menjadi 49,6 MMBO di tahun 2005. Kinerja keuangan Pertamina pada tahun 2005 juga terbilang meningkat, dengan laba bersih sebesar 27,4 persen, yang artinya lebih tinggi dibandingkan laba yang dihasilkan pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, filosofi dari logo baru Pertamina yang digagas Widya tidak hanya membawa Pertamina fokus pada bisnis energi, melainkan juga berkomitmen pada lingkungan. Warna hijau mencerminkan ramah lingkungan, biru mencerminkan kehandalan operasi dan SDM Pertamina dalam bersaing serta merah mencerminkan keuletan, ketegasan, dan keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
Widya juga melanjutkan transformasi budaya dalam tubuh Pertamina, yang memacu para insan Pertamina lebih keras berkompetitif, serta fokus dalam pelayanan. Salah satu pencapaian Widya semasa menjabat, adalah Pertamina mendapatkan 45 persen bagian dalam pengelolaan cepu, yang berkontribusi besar dalam peningkatan produksi migas Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, mengungkapkan sosok Widya yang sangat inspiratif, agar para insan Pertamina selalu berdedikasi dan berkomitmen memberikan yang terbaik. Menurutnya, dedikasi dan komitmen tersebut tidak semata dilakukan untuk perusahaan, melainkan juga untuk nusa dan bangsa.
"Ini merupakan sebuah kehilangan yang luar biasa besar bagi keluarga besar Pertamina dan bangsa Indonesia," pungkasnya.