Selasa 18 Aug 2015 23:52 WIB
Pesawat Trigana Hilang

Menunggu 7 Hari, Armaita Jadi Korban Pesawat Trigana

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: taiching

Filename: default/detail_berita.php

Line Number: 32

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ilham
Petugas menunjukkan foto udara lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (18/8).

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: part

Filename: default/detail_berita.php

Line Number: 94

Foto: Antara/Sigid Kurniawan

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: part

Filename: default/detail_berita.php

Line Number: 113

Petugas menunjukkan foto udara lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dua warga Sumatra Barat (Sumbar) menjadi korjan jatuhnya pesawat Trigana dengan nomor penerbangan IL-267 rute Jayapura - Oksibil pada Ahad (16/8).

Kedua korban tersebut bernama Airmaita (37) dan Epi Ardi (33). Armaita, merupakan warga Calau, Puluik-Puluik Selatan, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Anak kandung Armaita, Marti Safitri (20) mengatakan, ibunya berencana menyusul suaminya, Mulyadi yang bekerja di Oksibil, Papua. Ia menuturkan, ibunya berangkat dari kampunya pada 10 Agustus, lalu. Namun, Armaita baru memperoleh jadwal penerbangan dari Jayapura menuju Oksibil pada 16 Agustus.

“Ibu harus menunggu pesawat selama sepekan untuk menuju Oksibil, makanya baru berangkat dari Jayapura 16 Agustus,” kata dia, Selasa (18/8).

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: status

Filename: helpers/all_helper.php

Line Number: 4249

Marti mengatakan, terakhir kali berhubungan melalui pesawat telepon dengan ibunya pada 14 Agustus. Dikatakannya, sang ibu berpesan agar anak-anak dapat menjaga diri di kampung.

Selain itu, ujar Marti, sejumlah keluarga Armaiti juga mendapatkan firasat buruk sebelum kepergian ibunya ke Papua. Menurut dia, sikap Armaita, aneh satu pekan sebelum berangkat. Ternyata, lanjut Marti, ibunya justru pulang dengan kondisi tak bernyawa. "Ibu tak mau berdoa sebelum berangkat. Ia bilang akan ​balik lagi ke kampung dalam waktu dekat," ungkapnya.

Ia menambahkan, keluarga besar melarang Marti berangkat ke Papua. Sebab, sang ayah sudah berada di Oksibil untuk mengikuti perkembangan insiden jatuhnya pesawat Trigana Air dengan nomor penerbangan IL 257 rute Jayapura-Oksibil.​

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement