REPUBLIKA.CO.ID, KOS -- Yunani mengalami krisis yang semakin meningkat karena melonjaknya jumlah kedatangan imigran. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun ini sebanyak 160 ribu pengungsi menginjakan kaki di sepanjang pantai Yunani.
Kepadatan imigran yang datang ke Yunani beberapa pekan lalu hingga menimbulkan bentrokan di pulau Kos. Bentrokan ini dilakukan oleh imigran yang berasal dari negara konflik, seperti Suriah, Afganistan, dan Irak.
"Laju kedatangan telah terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Lebih banyak pengungsi dan migran tiba di Yunani selama bulan Juli," ujar William Spindler dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dilansir dari Reuters, Rabu (19/8).
Ratusan pengungsi Suriah di Kos menumpang kapal penumpang yang disewa oleh pemerintah pada Ahad (16/8) lalu. Mereka mendirikan tenda-tenda yang menggangu untuk menjadi tempat tinggal. Menurut UNHCR, Pemerintah Alexis Tsipras bergulat dengan krisis ekonomi namun memiliki tanggung jawab untuk berbuat lebih banyak, dan Uni Eropa juga harus mendukung Athena.
"Tapi sulit bagi kita untuk datang dan mulai bekerja di lapangan jika kita tidak memiliki seseorang yang bertanggung jawab," kata Spindler.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, hampir 250.000 migran telah mencapai Eropa melalui laut sepanjang tahun ini, dan setidaknya 2.349 telah meninggal saat melakukan perjalanan.
"Salah satu saksi kami mengatakan bahwa panas di dalam palka tak tertahankan, terutama di daerah dekat dengan mesin yang bocor asap dan bahan bakar. Mereka yang dekat dengan mesin tidak bisa bergerak dan mulai mati satu per satu," kata juru bicara IOM Joel Millman.