REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Pemerintah Provinsi Papua mengirim satu kontainer ke RS Bhayangkara Jayapura untuk menyimpan jasad korban pesawat Trigana Air yang jatuh di kawasan Pegunungan Bintang Papua.
"Pemerintah Papua telah menyiapkan satu kontainer pendingin untuk menampung jasad korban pesawat Trigana, kontainer itu sudah dikirim ke RS Bhayakara, Selasa(18/8) sore," kata Kabid Dokes Polda Papua, dr Ramon Amiman, di Jayapura, Rabu.
Sementara, kata dia, meja dan ruangan operasi di RS Bhayakara Jayapura sudah siap untuk digunakan untuk operasi dan otopsi korban pesawat Trigana.
"Kalau meja dan ruangan siap, ada dua ruangan operasi, satu ruangan ada satu meja, satu ruangan lagi ada empat meja operasi, jadi sudah siap," ujarnya.
Lanjut dia, sedangkan RS Bhayangkara hanya memiliki dua buah lemari pendingin, dengan demikian berdasarkan permintaan yang diajukan maka Pemerintah Provinsi Papua telah membantu satu kontainer pendingin untuk menampung korban.
Dia mengatakan, kontainer yang dipebantukan berkapasitas penampungan 100-200 orang, kontainer pendingin itu kapasitasnya cukup besar.
"Sudah ada kontainer pendingin maka untuk evakuasi dan penampungan korban sudah tidak ada masalah," tambah dia.
Sebelumnya, Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Bambang Soelistyo mengemukakan 54 jenasah korban jatuhnya pesawat ATR Trigana saat ini masih berada di Oksobil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Komandan Lanud Jayapura Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana Rencana mengatakan, evakuasi 54 jenasah korban jatuhnya Trigana hingga kini masih tertunda akibat cuaca yang tidak bersahabat, baik di Oksibil maupun di lokasi di kawasan Oksobil.
Ke-54 jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan siap dievakuasi ke Oksibil kemudian dilanjutkan ke Jayapura, kata Adyana.
Pesawat ATR Trigana Air dilaporkan hilang kontak diduga menabrak Gunung Tangok Distrik Okbape Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (16/8). Pesawat dengan pilot Kapten Hasanudin itu, membawa 49 orang penumpang dan lima kru.