REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kegiatan di Masjid At-Taubah, Kosambi, Bandung tak hanya terbatas pada shalat wajib lima waktu saja. Pengajian rutin dilakukan oleh kaum laki-laki dan perempuan.
Untuk pengajian rutin ibu-ibu dilakukan setiap ba’da shalat Jumat. Sedangkan pengajian bapak-bapak dilakukan ba’da ashar. Pengajian ini menghadirkan sejumlah ustad dari berbagai wilayah di Kota Bandung. ‘’Pembahasannya soal tauhid, hadist, dan lain-lain,’’ujar Kusnadi yang sampai saat ini tetap berjualan sembako di pasar legendaris tersebut.
Selain pengajian rutin, lanjut Kusnadi, masjid ini juga selalu digunakan untuk shalat tarawih saat bulan Ramadhan. Jumlah jamaah shalat tarawih di masjid ini cukup banyak. Sedangkan untuk shalat Jumat, masjid ini sering kali tak bisa menampung jumlah jamaahnya.
Menurut dia, pada shalat Jumat jumlah jamaahnya mencapai 500 orang. Jumlah itu akan bertambah pada saat bulan ramadhan. ‘’Saat ramadhan uang kencleng shalat Jumat bisa mencapai Rp 2 juta. Sedangkan pada shalat Jumat diluar ramadhan rata-rata Rp 1,6 juta. Dana tersebut yang kita gunakan untuk berbagai kegiatan masjid ini,’’tutur dia.
Keberadaan masjid ini diakui oleh Subandi sangat strategis. Menurut pengunjung pasar tersebut, setiap kali shalat dzuhur jumlah jamaah di masjid ini cukup banyak. Ia sendiri mengaku rutin melaksanakan shalat wajib di masjid tersebut.
ia mengaku kondisi masjid ini sangat refresentatif. Selain memiliki ruangan yang luas, fasilitas air bersih dan kamar mandi di masjid ini sangat memadai. ‘’Meski harus naik ke lantai dua, namun tetap jamaah bersemangat. Tempatnya nyaman dan airnya melimpah,’’kata dia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ridwan (45), warga sekitar pasar tersebut. menurut dia, warga sekitar sudah merasa bahwa masjid ini menjadi bagian dari mereka. Karena itu, imbuh dia, masyarakatpun bahu-membahu merawat dan memakmurkan masjid tersebut. ia berharap kemakmuran masjid yang dibangun di atas lahan milik Pemkot Bandung ini terus meningkat di waktu-waktu mendatang.
Setelah hampir 14 tahun berdiri, masjid ini tetap kokoh berdiri dan menjadi ‘rumah’ bagi kaum Muslimin. Menurut Kusnadi, ada perasaan was-was atas nasib masjid ini. pasalnya, kata dia, masa kerjasama antara Pemkot Bandung dengan PT Tirto Bumi (pengembang Pasar Kosambi) akan berakhir pada tahun 2018 mendatang.
ia mengaku tidak tahu nasib masjid ini ketika kontrak antara kedua belah pihak tersebut berakhir. Ia berharap masjid ini tetap berdiri meski kontrak keduanya belah pihak telah berakhir. ‘’Ada kabar bahwa tahun 2018 kontrak selesai. Dan katanya akan berdampak pada keberadaan masjid ini. kami berharap hal itu tidak menjadi kenyataan,’’ujar dia.