REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Friksi yang muncul antara wakil presiden Jusuf Kalla dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli menyita perhatian publik. Di lingkaran kabinet, pun tak luput menuai beragam komentar. Menteri ESDM Sudirman Said muncul dengan satu catatannya yang dinilai menyinggung persoalan koleganya di kabinet kerja tersebut.
"Di antara tugas tugas pemimpin, di samping menunaikan pekerjaan utama men-deliver apa yang menjadi kewajiban, ada juga tugas mendidik dan memberi teladan," tulis catatan Sudirman, Kamis (20/8).
"Semua ucapan, tindakan, dan polah kita menjadi penglihatan bahkan rujukan orang ramai. Generasi muda adik-adik dan anak-anak kita akan menjadikan ucapan dan tindakan kita sebagai sumber pembelajaran," lanjutnya.
Menurut Sudirman, hilangnya kesadaran bahwa ada tugas mendidik dan memberi teladan, seringkali menjadi jebakan bagi tumbuhnya sikap egosentris, merasa paling benar dan paling tahu.
"Salah-salah bisa membuat kita hanya gemar mendengar suara kita sendiri," sambungnya.
Menurutnya, tugas eksekutif pada cakupan yang luas dan rumit, tidak bisa lain, harus dilakukan dengan banyak kolaborasi, aliansi, konsolidasi, dengan banyak unsur. Kesediaan bekerja sama dan kemampuan mengelola keragaman, sebutnya, menjadi penentu keberhasilan.
"Hanya kalau kita punya empati, keterbukaan, respek pada sesama, maka tugas tugas rumit itu akan dapat terlaksana. Respek kepada atasan dan kolega juga menjadi indikasi bagaimana seorang pemimpin akan memperlakukan orang orang yang dipimpinnya," tegasnya.
"Jika kepada atasan dan kolega setingkat saja sudah tidak mampu menampakkan respek, tidak terbayangkan bagaimana seorang pemimpin akan memperlakukan orang-orang yang membantunya," lanjut catatan tersebut.