REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sempat berhenti, bentrokan antara warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, dengan aparat gabungan kembali pecah. Warga yang menolak rumah mereka digusur kembali melempari petugas dengan batu.
Akibatnya polisi kembali menembakan gas air mata di lokasi penggusuran warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, untuk menghentikan aksi tersebut. Hal ini menyusul kembali tersulutnya emosi antara warga dan satpol PP.
Padahal proses negosiasi hampir disepakati. Namun tiba-tiba kembali ricuh. Ratusan warga melempari petugas dengan kayu, batu, dan botol. Menurut tokoh masyarakat yang mengadvokasi warga Kampung Pulo, Sandiawan, awalnya warga dan Kapolres sudah sepakat mundurkan barisan.
Mereka sepakat bahwa yang digusur adalah warga yang sudah menerima kunci Rusun. Namun, kata Sandiawan, Camat Kampung Pulo tiba-tiba menolak kesepakatan tersebut. Inilah yang menyebabkan amarah warga kembali tersulut.
"Kesepakatan tadi yang sudah ambil kunci digusur. Tapi camatnya nggak mau bilang nggak bisa. Pecahlah emosi warga lagi," ujarnya usai menghindari gas air mata yang dilepaskan polisi.
Hingga kini, bentrokan masih terjadi. Kendaraan bermotor bahkan dilarang melintas sepanjang Jalan Jatinegara Barat karena kerusuhan tersebut. Ratusan warga Kampung Pulo menghadang sambil melemparkan batu dan memaki-maki petugas.