REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Dua penjaga pantai Filipina yang disandera pegaris keras terkait Alqaidah berhasil melarikan diri ketika pasukan pemerintah menyerbu tempat persembunyian kelompok itu dan menewaskan 15 anggotanya, kata militer, Kamis (20/8).
Gringo Villaruz dan Allan Pagaling menyelinap keluar dari sarang Abu Sayyaf secara terpisah pada Rabu malam dan berlari menerobos hutan ketika penyandera mereka terlibat baku tembak dengan pasukan khusus tentara, kata juru bicara satuan militer tersebut, Kapten Antonio Bulao.
Kedua pria itu, yang diculik pada Mei bersembunyi di desa sekitar 1,5 kilometer. Mereka tidak saling mengetahui soal pelarian masing-masing sampai keduanya bertemu di rumah sakit militer setempat untuk dirawat lukanya.
Militer pada pekan ini melancarkan upaya berbahaya untuk menyelamatkan 11 sandera, termasuk Villaruz dan Pagaling serta dua warga Malaysia, seorang WN Belanda dan seorang WN Korea Selatan setelah militan memancung sandera ke-12 pekan lalu.
"Pertempuran sengit membuka peluang bagi mereka (kedua sandera) untuk melarikan diri karena Abu Sayyaf fokus pada tentara kami," kata Bulao menceritakan kembali saat-saat dramatis di basis kuat militan di Pulau Jolo di wilayah selatan.
Militer mengatakan 15 anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf tewas. Namun hanya lima mayat yang ditemukan. Beberapa tentara mengalami cedera ringan. Nasib kesembilan sandera lain tidak diketahui.
"Operasi ini akan berlanjut. Kami tidak akan menyerah karena kami menguasai keadaan," kata Bulao.
Penculik itu diduga dipimpin Yasser Igasan, salah satu pemimpin paling senior kelompok tersebut yang diyakini melarikan diri setelah serbuan itu. Kedua penjaga pantai itu diculik di kota pelabuhan Dapitan yang terletak sekitar 250 km dari Jolo pada Mei, bersama dengan seorang pejabat desa, Rodolfo Boligao.