REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi kelistrikan Indonesia saat ini cukup memprihatinkan karena kapasitasnya yang masih sangat rendah. Akibatnya, hingga kini wilayah-wilayah di Tanah Air sering mengalami pemadaman listrik bergilir.
Di samping itu, sekitar 20 persen rakyat Indonesia belum bisa menikmati fasilitas kelistrikan. Kurangnya pasokan listrik juga membuat pembangunan pabrik terhambat. Indonesia membutuhkan daya listrik dalam jumlah besar.
“Bahkan rencana pengadaan listrik 35 ribu Mega Watt yang menjadi visi Presiden Joko Widodo masih kurang untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jangka panjang,” kata anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi saat dihubungi ROL, Kamis (20/8).
Menurut data Internastional Energy Agency (IEA) 2012 konsumsi listrik per kapita Indonesia hanya sebesar 733 kWh, sedangkan Malaysia ada di 4.313 kWh per kapita. “Konsumsi listrik per kapita rakyat Indonesia hanya sekitar seperlima dari konsumsi perkapita Malaysia,” ucap politisi dari Partai NasDem ini. Untuk itu, Indonesia benar-benar sangat membutuhkan tambahan kapasitas daya listrik baru.
Dalam lima tahun, program pengadaan listrik dalam jumlah besar memang harus dilaksanakan. Ini bertujuan agar Indonesia tidak tertinggal jauh dari negara tetangga. Yang lebih penting dari itu, dengan ketercukupan listrik, Indonesia akan mampu mengejar berbagai proyek investasi.
“Kalau dalam pengadaannya banyak hambatan dan tidak sesuai target, maka pemerintahlah yang bertugas mencari solusi regulasi agar hambatan tersebut bisa diselesaikan,” ujar pria yang juga dikenal sebagai pengamat energi ini.