Jumat 21 Aug 2015 10:09 WIB

Lestarikan Tradisi, Kemenag Buat Master Mushaf Alquran Tulisan Tangan

Rep: c 12/ Red: Indah Wulandari
Petugas tashih atau penashih memeriksa naskah Alquran di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, TMII, Jakarta, Senin (29/6). (Republika/Wihdan)
Petugas tashih atau penashih memeriksa naskah Alquran di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, TMII, Jakarta, Senin (29/6). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Tradisi tulis dalam penyusunan mushaf Alquran di Indonesia saat ini dinilai mulai melemah. Hanya segelintir yang melakukan penulisan mushaf Alquran secara manual atau tulisan tangan.

Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMA) Kementerian Agama Muchlis Hanafi menjelaskan, sejak mushaf Alquran standar Indonesia diresmikan pada tahun 1984, Kementerian Agama baru dua kali melakukan penulisan mushaf Alquran secara tulis tangan, yakni pada 1987 dan 2003.

"Tapi, ada juga penulisan yang diinisiasi oleh lembaga, yayasan, swasta, ataupun pemerintah daerah," tutur Muchlis kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Misalnya, ada mushaf Alquran Sundawi di Jawa Barat. Lalu, di Banten, ada mushaf Bantani yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Banten. Ada juga mushaf Jakarta yang inisiatornya adalah Pemerintah DKI Jakarta. Selain itu, juga ada mushaf Attin untuk keluarga mantan Presiden Soeharto.