Jumat 21 Aug 2015 11:12 WIB

Muhammadiyah Desak Pemerintah Atasi Monopoli Para Pelaku Usaha

Rep: c 94/ Red: Indah Wulandari
Ketua MUI Dr. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Ketua MUI Dr. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengapresiasi sikap  Kementerian Perdagangan yang berjanji akan mengintervensi dan melakukan operasi pasar. Lantaran mulai terjadi upaya monopoli daging ayam dan sapi yang mengakibatkan tingginya harga di pasaran.

"Karena membiarkan pasar yang ada sekarang  sudah mulai kental dengan warna monopoli dan oligopolinya jelas tidak baik, tidak  sehat, dan tidak fair,"kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi Anwar Abbas kepada ROL, Jumat (21/8).

Menurutnya,  kondisi demikian akan membuat ekonomi rakyat kecil semakin terpuruk dan terpukul. Sebab, dengan naiknya harga-harga daya beli masyarakat jelas akan menurun.

"Efeknya tentu saja tingkat kesejahteraan mereka akan berkurang,"ujarnya.

Untuk itu, kata Anwar, dalam menghadapi masalah tersebut positioning pemerintah harus jelas dan tegas. Pemerintah harus hadir sebagai pihak yang menjaga dan melaksanakan misinya dalam menciptakan kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyat. 

Ketua MUI Bidang Ekonomi Umat ini mengatakan, pemerintah tidak boleh tinggal diam melihat adanya praktik kartel dari para pebisnis besar yang tak segan-segan melakukan segala cara untuk meraup keuntungan.

Selain itu, pemerintah harus bisa memberikan pelajaran kepada para pelaku usaha agar tidak hanya berfikir pragmatis dalam menjalankan bisnis dan usahanya. Pelaku usaha pun harus punya idealisme untuk menciptakan kehidupan berekonomi yang sehat dan berkeadilan.

"Kita mengimbau pemerintah terutama menteri perdagangan agar bisa menciptakan iklim berusaha dan berbisnis yang beretika dan sarat nilai. Sebab tanpa itu maka pasar tidak lagi akan berwajah manusiawi tapi akan berubah berwajah srigala.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement