REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Caterpillar Inc. dan PT Sumberdaya Sewatama berencana akan menerapkan teknologi hibrid dalam pembangkit listrik yang mereka bangun. Rencananya, dua perusahaan swasta ini akan bekerjasama dengan pemerintah dalam penerapan teknologi ini untuk diterapkan dalam percepatan proyek 35 ribu megawatt.
Secara umum, teknologi hibrid akan memanfaatkan tenaga surya dalam pembangkitnya. Manajer Komersial Tenaga Listrik Caterpillar Rob Schueffner menjelaskan, nilai investasi yang dikeluarkan bisa mencapai 1,5 sampai 2 juta dolar AS per megawatt. Angka ini masih bergantung pada kondisi medan yang akan dibangun.
"Tergantung dari remote atau tidak area teraebut. Kalau mau bangun solar panel di pegunungan berbeda dengan bangun di lapangan terbuka. Termasuk lahan jg biayanya (bateri, solar panel, semuanya). Exclude genset atau diesel," ujar Rob, Kamis (20/8).
Untuk tahap awal, proyek ini nantinya akan dilakukan di Nusa Penida - Bali, Bima - NTB, dan Sumba - NTT. Pihak Caterpillar sendiri mengaku siap menjalankan proyek ini begitu kesepakatan dengan pemerintah tercapai. Untuk membangun 1 unit pembangkit, dibutuhkan waktu 6 bulan.
Sementara itu, Chief Growth Officer PT Sumberdaya Sewatama Edi Prayitno Hirsam menyebutkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan PT PLN (persero) atas proyek ini. Saat ini, lanjutnya, proyek ini masih dalam tahap penawaran kepada sektor industri.
"Karena kalau kita lihat dari panel surya, baru sekali ada tender yang dilakukan. Yang dilakukan adalah bagaimana solusi panel surya ini bisa semakin banyak," katanya.
Dalam praktiknya nanti, ditargetkan terpasang kapasitas 18 megawatt untuk 3 lokasi yang dijadikan pilot project. Pihaknya juga menyebut sedang membahas dengan pemerintah terkait bentuk kerjasama yang akan dilakukan, termasuk apakah nanti berbentuk IPP atau independent power producer.
Selain itu, dalam hitungan Caterpillar dan Sewatama, bila memakai teknologi hibrid untuk membangkitkan listrik sebesar 2 gigawatt tak hanya bisa mengurangi biaya pemakaian bahan bakar tetapi juga bisa mereduksi produksi karbon hingga setara dengan karbon yang dihasilkan oleh 750.437 mobil.