Sabtu 22 Aug 2015 00:57 WIB

Angin Bertiup Kencang, Kebakaran di Gunung Ciremai Sulit Dipadamkan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Bayu Hermawan
kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmanyah
kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Kecepatan angin yang bertiup di wilayah Kabupaten Kuningan dan sekitarnya saat ini berada diatas normal. Kondisi ini menyebabkan kebakaran di Gunung Ciremai cepat merembet dan sulit dipadamkan.

Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn menjelaskan, kecepatan angin di Kabupaten Kuningan dalam beberapa hari terakhir bisa mencapai 5 – 40 km per jam, atau 2 – 20 knot.

"Kecepatan angin ini diatas normal," kata pria yang biasa disapa Faiz itu kepada Republika, Jumat (21/8).

Tak hanya kecepatannya yang tinggi, lanjut Faiz, angin juga berhembus cukup intens setiap menitnya. Dalam kondisi normal, kecepatan hembusan angin mencapai dua knot per menit. Namun saat ini, kecepatannya mencapai empat knot per menit.

Menurutnya, kencangnya tiupan angin itu diperparah dengan suhu udara yang panas, terutama di siang hari. Akibatnya, api cepat merembet ke tempat lain.

"Api pun jadi susah dipadamkan," ujarnya.

Ia menambahkan, tiupan angin kencang itu berpotensi masih akan terus terjadi hingga lima hari kedepan. Karena itu, potensi kebakaran di gunung tertinggi di Jabar itupun harus tetap diwaspadai.

Seperti diketahui, Gunung Ciremai terbakar sejak Jumat (14/8) sekitar pukul 18.00 WIB. Titik api kebakaran di gunung itu diketahui bermula di wilayah Sadarehe, Kabupaten Majalengka.

Kencangnya tiupan angin dengan cepat membuat api merembet ke wilayah Kuningan pada Ahad (16/8) dan berlangsung hingga saat ini.

Kebakaran pun mulai merembet ke hamparan vegetasi di bagian utara lereng puncak Gunung Ciremai. Bahkan, hamparan tumbuhan edelweiss pun nyaris habis terbakar.

Kebakaran juga telah meluas ke bagian lereng timur laut sekitar Blok Pangasinan, mendekati bagian puncak jalur pendakian Linggarjati, Kabupaten Kuningan.

"Titik kebakaran sekarang ada di Sangga Buana, wilayah jalur pendakian Linggarjati," ujar Kepala BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, saat dihubungi Republika, Jumat (21/8) siang. 

 

Agus mengungkapkan, upaya pemadaman terkendala oleh tiupan angin yang kencang. Apalagi, titik lokasi kebakaran pun sulit terjangkau karena berada di puncak.

Saat ini, tim BTNGC bersama dengan BPBD Kuningan, tim ranger Palutungan dan Linggarjati, TNI, Polri serta berbagai unsur terkait lainnya terus berupaya melokalisasi kobaran api dengan pembuatan dandang/sekat bakar. Dengan cara itu, api diharapkan tidak meluas ke bagian lain yang belum terbakar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement