REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah organisasi dan advokasi Kampung Pulo mendeklarasikan berdirinya gerakan Lawan Ahok. Dalam pernyataannya, gerakan Lawan Ahok ini berawal dari kejengahan atas kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Puncaknya tentu saja saat peristiwa kekerasan terhadap warga Kampung Pulo hari Kamis kemarin," kata juru bicara 'Lawan Ahok', Andi Sinulingga, dalam acara yang digelar di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8).
Andi percaya selama ini banyak warga Jakarta yang tidak setuju dengan cara kepemimpinan Ahok, namun mereka takut untuk bersuara. Untuk itu, ia mengajak orang-orang tersebut untuk bergabung dengan mereka agar bersama-sama melakukan perlawanan terhadap Ahok.
"Kalau ada yang menyatakan diri 'Teman Ahok', kami sepakat harus ada yang lawan Ahok supaya yang selama ini diam tidak perlu takut lagi," ujar Andi.
Andi mengatakan, selama memimpin Jakarta, tidak ada hal positif dari Ahok yang bisa ditiru oleh masyarakat. Menurut Andi, banyak masyarakat yang telah terjerumus pada logika-logika sesat yang dibangun oleh Ahok yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran.
"Kata-kata kotor yang diucapkan Ahok jadi dianggap sebuah kewajaran. Hal-hal seperti itulah yang harus kita lawan," kata Andi.
Sejumlah organisasi yang disebut ikut dalam deklarasi gerakan tersebut, yakni Himpunan Mahasiswa Islam, Relawan Pejuang Kesehatan, Perhimpunan Magister Hukum Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Pemuda Gerindra. Gerakan Lawan Ahok sendiri diketuai Tegar Putuhena yang merupakan Wakil Sekjen PB HMI.