Sabtu 22 Aug 2015 19:18 WIB

'Nge-Jazz' dengan Pemandangan Selat Bali di 'Jazz Ijen Banyuwangi'

Jazz Ijen Banyuwangi 2014
Foto: Humas Pemkab Banyuwangi
Jazz Ijen Banyuwangi 2014

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Untuk kedua kalinya Kabupaten Banyuwangi menggelar kegiatan Jazz Ijen Banyuwangi. Kegiatan tersebut berlangsung Sabtu (22/8) di area perkebunan Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin, tak jauh dari kaki Gunung Ijen. Kegiatan ini merupakan bagian dari promosi pariwisata kabupaten berjuluk 'The Sunrise of Java' tersebut.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuar Bramuda mengatakan, Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik untuk kemanusiaan dan pariwisata. Selain untuk memopulerkan Gunung Ijen sebagai destinasi wisata unggulan Banyuwangi, juga sebagai ajang untuk membantu sesama.

”Event ini memang sengaja digelar di kawasan Ijen karena tujuannya untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap wisata Banyuwangi dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Selain itu, acara ini juga diisi dengan penggalangan dana untuk aksi kemanusiaan,” ujar Bramuda dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Bramuda menjelaskan, pada pagi hari sebelum acara dimulai, event ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan, donor darah, pembagian sembako, serta pengobatan gratis bagi warga sekitar. Tentu saja juga diperuntukkan bagi para penambang belerang yang sehari-hari beraktivitaas di Gunung Ijen.

"Sudah banyak pihak yang mensponsori untuk aksi kemanusiaan ini. Saat acara juga dilakukan penggalangan dana yang hasilnya akan diumumkan kepada semuanya," kata dia.

Berbeda dengan tahun lalu yang dihelat tepat di kaki Gunung Ijen, Jazz Ijen kali ini dilaksanakan di daerah Perkebunan Tamansari. Selain lebih dekat lokasinya dari tengah kota Banyuwangi, view-nya juga lebih beragam. 

”Dari kawasan perkebunan di sekitar Tamansari, penonton bisa melihat Selat Bali dan gemerlap kota Banyuwangi saat malam hari dari atas, jadi bisa dipastikan lebih seru. Jazz Ijen tahun ini menghadirkan paduan antara view lampu kota, Selat Bali, dan nuansa perkebunan serta pegunungan,” kata Bramuda.

Dia menambahkan, Jazz Ijen menghadirkan sejumlah musisi terkemuka, seperti penyanyi kawakan Andre Hehanusa, Kerispatih, dan sejumlah kelompok musik etnik lokal seperti LaLare Orkestra, yang seluruh personilnya adalah anak-anak Banyuwangi.

Sembari menikmati para musisi dan pemandangan yang indah, para penonton dan wisatawan juga bisa menikmati kopi atau jajanan khas Banyuwangi yang sengaja disediakan di sejumlah stand di areal tersebut. Selain itu, tentu saja ada produk industri kreatif Banyuwangi yang dijajakan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Bramuda mengatakan, acara ini juga merupakan salah satu bentuk pariwisata event (event tourism), yaitu konsep pengembangan pariwisata berbasis event. Banyuwangi sengaja mengusung konsep itu karena dinilai lebih cepat dalam mendorong kunjungan wisatawan. 

"Pariwisata event bisa memperpanjang siklus destinasi, sehingga wisatawan lebih lama tinggal di Banyuwangi, dan otomatis juga belanja uangnya bertambah. Misalnya, setelah mendaki Gunung Ijen melihat Jazz Ijen, atau sebaliknya," jelas Bramuda.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement