REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Suasana berkabung masih menyelimuti rumah duka keluarga almarhumah pramugari Trigana Air, Ika Nugraeni Sukma Putry, di Perumahan Bukit Asri Ciomas, Kabupaten Bogor.
Kakak tertua almarhumah, Asta Wahyu Dewanto, mengatakan pihak keluarga tengah menanti informasi terkini dari pihak maskapai dan RS Bhayangkara setempat.
"Empat orang keluarga, termasuk suami korban stand-by di Bandara Sentani, Papua, sejak beberapa hari lalu," ungkapnya kepada Republika, Sabtu (22/8) petang.
Pria 44 tahun yang akrab disapa Anto itu memaparkan, informasi terakhir yang mereka dapatkan adalah baru lima jenazah yang teridentifikasi sore tadi. Pelaporan terkait identitas jenazah tersebut diduga akan disampaikan esok.
Jika telah teridentifikasi, ungkap Anto, pihak Trigana Air akan melakukan serah terima jenazah di Lanud Halim Perdana Kusuma. Lantas, jenazah Ika akan dikebumikan di TPU Blender, Kebon Pedes, Bogor.
"Saat ini kami berdoa dan berfokus agar jenazah lekas diidentifikasi agar bisa segera dimakamkan," tuturnya.
Pesawat Trigana Air IL-257 rute Jayapura-Oksibil hilang kontak pada Ahad sore (16/8). Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan semua penumpang dan kru pesawat yang diketahui jatuh di Pegunungan Bintang, Papua, itu tewas pada Selasa (18/8).
Pesawat tersebut membawa 49 penumpang, yang terdiri dari 44 orang dewasa, tiga orang anak-anak, dan dua orang bayi. Selain itu, terdapat lima orang kru, termasuk pramugari Ika Nugraeni.
Ika adalah bungsu dari enam bersaudara, putri pasangan Maryati Tejaningsih dan almarhum Abdul Syukur. Ika meninggalkan suami, Bhayu Novianto, serta dua orang anak, Khaula (10 tahun) dan Raffa (4 tahun).