REPUBLIKA.CO.ID, RIMINI -- Pejabat direktur eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) negara-negara seperti Italia dan Yunani, Carlo Cottarelli mengatakan terlalu prematur menilai Cina memasuki krisis.
‘’Perlambatan ekonomi Cina dan penurunan tajam bukanlah krisis,’’ katanya, Sabtu (22/8).
Ia menegaskan ini benar-benar terlalu dini berbicara tentang krisis Cina. Dia menegaskan IMF memperkirakan perekonomian Cina tahun ini tumbuh 6,8 persen dan memang di bawah pertumbuhan 7,4 persen yang Cina capai pada tahun 2014.
"Ekonomi riil Cina melambat, tetapi itu wajar-wajar saja bahwa ini harus terjadi. Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah kejutan di pasar keuangan," tambahnya.
Bukti baru penurunan ekonomi Cina yaitu saat pasar saham global pada Jumat (21/8) mengalami anjlok dalam tempo hampir empat tahun. Untuk itu, pihaknya menilai dibutuhkan kebijakan moneter telah sangat luas dalam beberapa tahun terakhir dan penyesuaian.
Pasar saham Cina telah jatuh lebih dari 30 persen sejak pertengahan tahun. Setelah data ekonomi yang buruk, Cina mendevaluasi mata uang negaranya yaitu yuan. Langkah ini mengagetkan banyak pihak. IMF dalam beberapa bulan mendatang dengan pihak berwenang Cina akan membahas keputusan mereka untuk melemahkan mata uang.