REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Cina berencana membiarkan dana pensiun negara berinvestasi di pasar saham untuk pertama kalinya. Menurut laporan kantor berita resmi Xinhua, berdasarkan aturan baru, dana akan diizinkan berinvestasi hingga 30 persen dari aktiva bersih dalam saham dalam negeri yang terdaftar.
Seperti dikutip dari BBC, Ahad (23/8), Kantor Berita Xinhua mengatakan, dana pensiun utama Cina memegang 3,5 triliun yuan (548 miliar dolar AS). Langkah tersebut merupakan upaya terbaru oleh pemerintah Cina untuk menangkap slide pasar saham di negara itu.
Dana tersebut akan diizinkan untuk diinvestasi tidak hanya di saham, tetapi dalam berbagai instrumen pasar, termasuk derivatif. Dengan meningkatnya permintaan untuk mereka, pemerintah berharap harga akan naik.
Shanghai Composite Index ditutup turun lebih dari 4 persen pada hari Jumat (21/8), setelah data menunjukkan aktivitas produksi perusahaan menurun tajam. Itu menjadi beberapa hari yang sulit bagi investor Cina, dengan indeks turun 12 persen pada pekan ini. Saham Cina sekarang turun lebih dari 30 persen sejak pertengahan Juni. Awal bulan ini, bank sentral Cina mendevaluasi yuan untuk meningkatkan ekspor.
Langkah tersebut dilatarbelakangi perlambatan ekonomi di Cina. Pada kuartal kedua tahun ini, ekonomi Cina tumbuh sebesar 7 persen, angka paling lambat selama enam tahun terakhir.
Tahun lalu, ekonomi Cina tumbuh dengan kecepatan yang paling lambat sejak 1990. Kekhawatiran perlambatan berkepanjangan juga telah memukul pasar saham global, dengan indeks saham AS dan Eropa mencatat kerugian berat pekan lalu.