REPUBLIKA.CO.ID, RIMINI -- Pejabat senior IMF mengatakan, perlambatan ekonomi Cina dan penurunan tajam pasar saham tidak disebut krisis, tetapi diperlukan penyesuaian untuk ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Pelonggaran pertumbuhan di Cina menyebabkan penurunan tajam pada saham Wall Street pada Jumat, kemarin.
“Kebijakan moneter telah sangat ekspansif dalam beberapa tahun terakhir dan penyesuaian diperlukan,” kata Direktur Eksekutif IMF, Carlo Cottarelli, yang mewakili negara seperti Italia dan Yunani di dewan.
“Ini benar-benar terlalu dini untuk berbicara tentang krisis di Cina,” katanya dalam konferensi pers, Sabtu (22/8), seperti dikutip dari Reuters.
Dia menegaskan, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina di kisaran 6,8 persen pada tahun ini. Angka itu di bawah pertumbuhan 7,4 persen yang dicapai pada tahun 2014. “Ekonomi riil Cina melambat, tapi itu wajar-wajar saja bahwa ini harus terjadi. Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir adalah kejutan di pasar keuangan yang natural,” imbuhnya.
Pasar saham Cina telah jatuh lebih dari 30 persen sejak pertengahan tahun. Setelah data ekonomi yang buruk, Cina mendevaluasi yuan dalam sebuah langkah yang mengejutkan pada pekan lalu.
Cottarelli mengatakan, IMF akan membahas dalam beberapa bulan mendatang dengan pihak berwenang Cina terkait keputusan melemahkan mata uang tersebut.