Senin 24 Aug 2015 10:44 WIB

Mayjen Doni Monardo Ingin Bangun Maluku dengan Senyum

Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Doni Monardo (kiri).
Foto: Antara
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Doni Monardo (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Maluku ini indah, kaya dan masyarakatnya ramah. Tetapi keindahan, kekayaan dan keramahtamahan itu ternyata belum bisa menjadikan daerah ini maju dan berkembang. Ini pemikiran yang berkecamuk dalam benak Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Doni Monardo yang baru menggantikan pejabat lama, Mayjen Wiyarto.

Persoalan lain yang juga membuat jenderal bintang dua ini tidak habis berpikir adalah 'kegemaran' orang di daerah ini untuk tawuran, terbukti dari seringnya pecah pertikaian antarpemuda yang bisa merembet menjadi antarkampung.

Berbicara tentang keramahan orang Maluku, ia mengaku tahu kalau keramahan itu mendadak bisa berubah secara drastis hingga 180 derajat karena pengaruh sopi, minuman keras ekstrak buah mayang (enau). Celakanya, di Maluku ini, di mana-mana ada sopi, dan 90 persen penyebab pertikaian antarwarga di daerah ini ekses dari 'air kata-kata' tersebut.

"Saya pikir harus ada penelitian untuk mengetahui kandungan sopi itu. Jangan-jangan ada unsur yang membuat orang yang meminumnya menjadi sangat berani, bahkan untuk melawan aparat sekalipun," kata mantan Danjen Kopassus tersebut.

Muda, berpostur tinggi dan ramah, Pangdam Pattimura yang satu ini nyaman bila berbicara. Ia juga tidak sungkan turun untuk mengatasi masalah serius. "Saya tadi turun langsung membersihkan pantai di depan rumah (dinas) Panglima," katanya, saat mengawali perbincangan dengan awak redaksi Perum LKBN Antara Biro Provinsi Maluku, di Ambon, Jumat pekan lalu.

Kebiasaan "turba" itu membuat Doni cukup punya banyak referensi dalam melakukan berbagai hal positif untuk turut membangun masyarakat di tempat mana dia ditugaskan. Untuk membangun Maluku, Doni Monardo punya konsep "Hindari 4 M dan Lakukan 4 S" dalam tema besar 'Katong Orang Basudara'. Basudara artinya bersaudara.

Adapun 4 M singkatan dari Mabok, Melotot, Marah, Memukul, sementara 4 S untuk Senyum, Sapa, Salam, Silaturahim. Bagi dia, empat perilaku buruk 4 M itu harus dibuang jauh-jauh dari pikiran setiap warga di Maluku.

"Kita semua harus senyum bila bertemu orang, jangan melotot. Silaturahmi pun harus dijaga. Menurut agama, berdosa bila seseorang memutus tali silaturahmi," katanya.

Menjaga silaturahim, selalu tersenyum dan rajin bertegur sapa serta bersalaman mulai sekarang harus ditanamkan dalam diri setiap individu orang Maluku, agar sekat-sekat, rasa saling curiga apalagi ingin berkelahi bisa dihilangkan.

Bila semua itu dilakukan, niscaya Maluku akan menjadi daerah yang tidak saja "manise" tetapi juga aman dan tenteram. "Aman dan tenteram inilah yang menjadi modal utama bagi investor untuk menanamkan modal di daerah ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement