Selasa 25 Aug 2015 01:43 WIB

Harga Telur dan Ayam Potong Masih Melambung

Rep: C34/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)
ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hampir sepekan usai aksi mogok, harga ayam potong di pasar tradisional masih berada pada kisaran Rp 40 ribu per kilogram, Senin (24/8).

"Belum turun juga sampai sekarang," ujar Nurhayati, pedagang ayam potong di Pasar Induk Jambu Dua, Kota Bogor.

Perempuan yang berdomisili di Pondok Rumput itu mengatakan, tak ada perubahan berarti sejak aksi mogok yang juga ia ikuti. Padahal, harga normal ayam potong adalah Rp 30 ribu sampai Rp 32 ribu per kilogram.

Tak berbeda dengan telur, yang per kilogramnya masih dijual dengan harga Rp 23 ribu sampai Rp 24 ribu.

Bubun Bunjali, pemilik kios telur di Pasar Anyar, di bilangan Jalan Ciwaringin, mengatakan harga masih belum kembali normal.

"Awalnya Rp 19 ribu per kilogram, dua minggu setelah Lebaran naik terus," kata pria 43 tahun itu.

Bubun menyampaikan, harga Rp 23 ribu per kilogram sesungguhnya telah mengalami sedikit penurunan. Harga jual tertinggi di kiosnya yang terlampaui adalah Rp 23.500 per kilogram.

"Baru tiga hari ini turun, memang segitu dari agennya," tuturnya.

Naiknya harga membuat penjualan di kios Bubun menurun. Pelanggan yang biasa membeli lima kilogram, ujarnya, kini hanya berbelanja dua kilogram.

Tetapi fluktuasi harga tak lantas membuat Bubun rugi. Dalam sehari, ia masih menjual 10-15 peti telur yang masing-masing berisi 15 kg telur.

Bubun yang juga membuka warung masakan mengeluhkan pula harga ayam yang masih dianggapnya mahal. Senin pagi, ia membeli ayam potong seharga Rp 40 ribu per kilogram.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya berjanji akan menyelidiki penyebab melambungnya harga daging ayam dan sejumlah bahan pangan lain. Ia menyatakan akan berkoordinasi dengan Disperindag, PD Pasar, dan sejumlah instansi terkait.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement