REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak banyak hal spesifik yang terjadi di tengah kondisi pasar saham Asia mengalami pelemahan saat ini. Hanya kepanikan yang berlanjut dari pelaku pasar dalam menanggapi kondisi pasar.
Pelaku pasar kecewa sekaligus khawatir akan pelemahan lanjutan dan pemulihan ekonomi kian jauh dari harapan. "Kami menilai kebijakan PBoC dalam mendevaluasi Yuan tidak banyak memberikan pengaruh positif," ucap analis riset PT NH Korindo Secutirites Reza Priyambada dalam siaran persnya, Senin (24/8) malam.
Reza mengatakan masih perlambatan ekonomi Tiongkok masih terjadi dan amunisi untuk memberikan stimulus telah hilang setelah beberapa kali menurunkan suku bunganya. "Naiknya leading composite index dan coincident indeks Jepang tidak banyak membantu menahan pelemahan," katanya.
Pelemahan pada bursa saham Asia turut berimbas pada laju bursa saham Eropa, di mana masih melanjutkan pelemahan. Sama halnya dengan aksi jual di bursa saham Asia, di bursa saham Eropa pun juga tak luput dari aksi jual massif.
Dengan tidak banyaknya rilis data, pelaku pasar lebih memilih menjauhi pasar untuk sementara waktu. Masih turunnya harga minyak turut menambah sentimen negatif.
Reza mengatakan tidak banyaknya data yang dirilis membuat pelaku pasar kemungkinan akan mengurangi transaksinya seiring berkurangnya pandangan mereka akan kondisi makroekonominya. Kekhawatiran melambatnya ekonomi Cina belum mereda. Hal ini akan dapat memundurkan waktu pemulihan dan masih melemahnya harga minyak mentah kemungkinan masih akan memicu pelemahan pasar.