Selasa 25 Aug 2015 17:22 WIB

Dolar Rp 14.000, Perbankan Masih Aman

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
 Transaksi penukaran Rupiah terhadap mata uang asing di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (23/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Transaksi penukaran Rupiah terhadap mata uang asing di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Nilai tukar rupiah semakin melemah mencapai Rp 14.000 per dolar AS. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah ditutup di level Rp 14.054 per dolar AS pada Selasa (25/8), melemah 0,03 persen atau 5 poin dari penutupan Senin (24/8) di level Rp 14.049 per dolar AS.

Sedangkan menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah di level Rp 14.067 pada Selasa atau melemah 69 poin dibandingkan Senin di level Rp 13.998 per dolar AS.

Sekretaris Perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI) Tribuana Tunggadewi menyatakan, Bank BNI masih aman dengan kondisi rupiah di level Rp 14.000 per dolar AS.  Sebab, BNI sudah mengantisipasi kondisi ekonomi dengan cara menaikkan dana pencadangan atau coverage ratio. Dana pencadangan telah dinaikkan sebesar 172,2 persen dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp 6 triliun.

Penaikan dana pencadangan sejalan dengan prinsip kehati-hatian bank dalam kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, peningkatan pencadangan karena kualitas kredit BNI yang sedikit menurun. Hal itu ditunjukkan dengan kenaikan kredit bermasalah (NPL) gross dari 2,2 persen pada semester I-2014 menjadi 3 persen pada semester I-2015.  

"Dari sisi fundamental keuangan kita kuat dengan dolar saat ini. Strees test kita ada, tapi dengan kondisi Rp 14.000 masih aman-aman saja," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (25/8).

Sedangkan dari sisi simpanan valuta asing menurutnya tidak begitu berpengaruh. Terkait rasio NPL, menurutnya masih terkedali sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. BNI juga melakukan pemantauan terhadap kreditur dan sudah melakukan tindakan-tindakan preventif. Sehingga diharapkan NPL gross BNI sampai akhir tahun masih bisa terjaga di bawah 2,5 persen.

Selain itu, BNI juga lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor yang dianggap berisiko, seperti pertambangan.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan telah melakukan stess test atau uji ketahanan di level Rp 16.000 per dolar AS. "Kita melakukan stress test di Rp 16.000, masih aman," jelasnya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta akhir pekan lalu.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement