REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi Thailand hari ini mulai menanyakan supir taksi yang mungkin saja mengantar tersangka utama bom di kuil Bangkok pekan lalu. Sementara ahli forensik berjuang untuk menggali bukti penting lainnya.
Hambatan penyelidikan insiden 17 Agustus tersebut terhalang karena kamera keamanan yang mungkin memantau trayek tersangka utama pembom rusak dan kurangnya peralatan canggih. Pada Senin (24/8), ppolisi mengaku kesulitan memburu bomber. Polisi juga tidak yakin jika tersangka utama masih berada di Thailand.
Bukti utama polisi terkait ledakan di kuil Hindu Erawan memperlihatkan pelaku adalah turis Asia. Hal itu dilihat dari rekaman kamera keamanan.
Rekaman itu menunjukkan seorang pria dengan kaos kuning dan rambut hitam yang membawa ransel besar dan masuk ke dalam kuil. Kemudian ia dengan tenang berjalan menjauh dari tempat kejadian sebelum ledakan.
Tersangka terlihat naik ojek dari kuil dan beberapa waktu kemudian diduga beralih ke mobil taksi. Pengemudi mobil yang berbicara kepada wartawan sebelum diwawancarai polisi mengaku menjemput seorang pria yang berbicara bahasa Thailand dengan aksen asing dan tampak asing.
Deskripsi supir taksi tersebut cocok dengan edaran polisi pekan lalu. Ia membawa pria tersebut melintasi Jalan Rama IV, sebuah jalan utama di kawasan pusat bisnis Bangkok dan menurunkannya di dekat stasiun Hua Lamphong.
"Ia berbicara bahasa Thailand tapi berbicara dengan aksen asing. Saya tidak berpikir dia orang Thailand. Ia adalah orang yang sama seperti dalam rekaman," katanya yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Polisi mengaku telah menyempitkan pencarian tersangka yang berada di balik serangan kuil Bangkok tersebut. Juru bicara polisi, Prawut Thawonsiri mengatakan pihaknya memangkas banyak tersangka. Namun dia masih belum bisa memastikan kewarganeagaraan pria yang terlihat di rekaman itu.
"Kami telah memangkas banyak tersangka. Katakanlah, ada 200 tersangka kami telah memangkas menjadi sekitar setengah," ujarnya.