Selasa 25 Aug 2015 23:18 WIB

Penyelidikan Kasus Penimbunan Sapi Terancam Dihentikan

Daging Sapi
Foto: Antara
Daging Sapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelidikan dugaan penimbunan sapi potong impor di Tangerang, Banten, terancam dihentikan. Hal itu karena tiga saksi ahli menyatakan bahwa belum ditemukan unsur tindak pidana dalam kasus tersebut.

Ketiga saksi ahli tersebut berasal dari unsur Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Sementara Direktur Tindak Pidana dan Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Victor E Simanjuntak menerangkan bahwa pengusutan kasus tersebut terkendala Perpres Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penetapan dan Penyimpanan Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting.

"Dari (saksi ahli) Kemendag mengatakan (kasus) belum disebut penimbunan karena yang dimaksud penimbunan dalam Perpres itu bila pemotongan hewan tidak dilakukan selama tiga bulan," jelasnya, Selasa (25/8).

Victor melanjutkan, dengan kondisi ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak lagi. "Inilah kelemahan UU. Menurut saya, Perpres percuma kalau dibuat untuk mencegah kecurangan," ucapnya.

Sebab, polisi menyelidiki kasus tersebut menyusul adanya keresahan di masyarakat atas kelangkaan dan tingginya harga daging sapi di pasaran. Dalam perkembangan pengusutan kasus ini, polisi sudah membidik nama yang akan menjadi tersangka. Selain itu status kasus itu juga sudah siap dinaikkan menjadi penyidikan.

"Pemberkasannya sudah selesai kepada calon-calon tersangka," ujarnya.

Pada Senin (24/8), penyidik sudah melakukan gelar perkara kasus tersebut. Meski demikian, pengusutan kasus tersebut kini terancam mandek. Pada Rabu (12/8), Bareskrim memeriksa dua lokasi penggemukan sapi di daerah Tangerang sehubungan dengan terjadinya kelangkaan sapi hewan di pasaran.

Usaha penggemukan sapi yang diperiksa tersebut adalah milik PT Brahman Perkasa Sentosa (BPS) di Jalan Kampung Kelor Nomor 33 Kecamatan Sepatan, Tangerang. Perusahaan tersebut dimiliki oleh tiga orang yakni BH, PH dan SH.

Lalu perusahaan penggemukan sapi kedua yang dicek yakni PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) yang berlokasi di Tanjung Burung Nomor 33, Desa Kandang Genteng, Teluk Naga, Tangerang. Dari penelusuran polisi, SH juga pemilik PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM).

Dari pemeriksaan tersebut, polisi menemukan ada empat ribu ekor sapi siap potong yang diduga sengaja ditimbun di dua perusahaan itu. PT BPS dan PT TUM diketahui merupakan pemasok daging untuk kawasan Jabodetabek dan Banten.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement