REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Bali Dwikora Putra mengingatkan para jurnalis supaya jangan mengambil mentah-mentah informasi yang terdapat dalam media sosial. Fenomena belakangan ini, banyak yang menjadikan informasi di media sosial sebagai awal pemberitaan.
"Meski unggul kecepatan, tapi tak lantas ditelan mentah-mentah," kata Dwikora dalam diskusi terbuka bertajuk "Seberapa Tahannya Pancasila di Media Sosial" di Denpasar, Rabu (26/8).
Merupakan tugas jurnalis, kata dia, untuk mengecek kembali kebenaran atas data dan fakta yang tersaji. "Kalangan pers juga harus mewaspadai informasi di media sosial, karena bisa jadi informasi itu berisi hal-hal provokatif," ujar Dwikora.
Intinya, tambah dia, dalam karya jurnalistik yang ditulis harus benar-benar fakta. Berita harus berpegang pada konsep keberimbangan dan ada pengecekan kembali pada data-data yang didapatkan. Jurnalis, lanjutnya, hendaknya juga dapat memberitakan hal-hal terkait dengan penguatan nilai-nilai Pancasila.