REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Panyutran di Dusun Pananggapan, Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran ambruk. Kondisi itu terjadi akibat umur bangunan yang sangat tua. Akibatnya sebanyak 40 siswa SD harus belajar di bawah tenda darurat yang terbuat dari terpal.
Kepala Sekolah SDN 3 Panyutran, Supar mengatakan, bulan lalu bangunan sekolah telah ambruk dua kelas. Di antaranya bangunan kelas tiga dan kelas empat. Kemudian pada Selasa (25/8) waktu dini hari, banguna kelas satu dan ruangan kantor guru kembali ambruk.
Beruntung, kata dia, ambruknya bangunan itu pada waktu dini hari, sehingga tidak ada siswa dan guru yang tertimpa material bangunan. “Saat ini anak-anak belajar di bawah tenda yang terbuat dari terpal yang dibeli menggunakan uang sumbangan dari orang tua siswa,” kata Supar, Kamis (27/8).
Supar mengaku tidak mengetahui alasan pemerintah sampai tidak memperhatikan bangunan sekolah yang memprihatinkan. Padahal setelah bangunan sekolah ambruk pihaknya langsung melaporkan ke UPTD dan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Pangandaran. Pihak Disdikbudpora mengatakan rehab bangunan pasti ada.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Disdikbudpora, Agus Budiman mengatakan, SDN 3 Panyutran di Kecamatan Padaherang yang kemarin ambruk sudah dipantau. Diharapkan dana untuk merehab sekolah yang ambruk dan rusak dapat direalisasikan antara September dan Oktober tahun ini.
Berdasarkan catatan Disdikbudpora, kata Agus, di Kabupaten Pangandaran ada sebanyak 36 kelas dan 19 sekolah dasar yang akan direhab. Hampir seluruh bangunannya rapuh karena usia. Ia juga mengaku telah melakukan verifikasi di 36 kelas yang tersebar di 19 sekolah dasar.
"Rata-rata sekolah yang akan direhab dibangun sekitar tahun 1980 dan memang belum pernah diperbaiki secara menyeluruh," kata Agus.