Sabtu 29 Aug 2015 05:05 WIB

Cara ODOJ Menjaga Keistiqamahan

Rep: Hannan Putra/ Red: Didi Purwadi
  Peserta khataman Alquran dari komunitas ODOJ (One Day One Juz) di Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Rabu (31/12). (Republika/Adjie Sambogo)
Peserta khataman Alquran dari komunitas ODOJ (One Day One Juz) di Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Rabu (31/12). (Republika/Adjie Sambogo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komunitas One Day One Juz (ODOJ), Ahmad Sakir mengatakan, untuk menjaga keistiqamahan anggota ODOJ memang harus selalu dimotivasi. ODOJ memanfaatkan sosial media dan pesan instan seperti group whatsapp, blackberry messanger (BBM), dan sebagainya.

Menurutnya, istiqamah membaca Alquran sebanyak satu juz setiap harinya sangat berat jika tidak ada motivasi. Banyak anggota yang futur tanpa adanya kontrol dari komunitas.

"Kita saling menjaga semangat di media sosial. Macam-macam caranya. Ada yang membuat pantun berantai. Tapi isi pantunnya adalah kata-kata penyemangat yang ujungnya memotivasi untuk baca Alquran. Semua anggota harus andil dalam sambung kata itu," jelas Sakir pada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

(Baca: Adab Malam Pertama)

Disampingi itu, peran dari seorang admin media sosial sangatlah penting. Dialah yang menjadi remainder bagi rekan-rekannya. Biasanya admin dan tim media sosial yang dipilih adalah mereka yang pintar memberikan kata-kata motivasi lewat media sosial.

"Biasanya si admin mengembangkan satu ayat atau hadis menjadi tulisan singgat yang menggugah. Misalkan, tulisan teman kita, Fajar dari ODOJ Samarinda. Ternyata baca Alquran setelah subuh dan maghrib meningkatkan kecerdasan hingga 80 persen. Tulisan seperti ini tentu membuat orang makin semangat baca Alquran," jelasnya.

Disamping itu, setiap anggota ODOJ juga dihimbau agar merekrut anggota baru. "Biasanya kalau ada member baru, itu berpengaruh ke anggota lama. Apalagi member baru ini biasanya lebih bersemangat. Ini pasti berpengaruh dan memancing semangat yang lain," jelasnya.

Ia mencontohkan, di kelompoknya ODOJ 110 pernah suatu kali dimasuki member baru yang masih berusia 13 tahun. Namun si anggota baru terus bersemangat dan tetap menjaga tilawahnya setiap hari.

"Kita di kelompok 110 itu jadi semangat lagi. Kawan-kawan yang sudah lama itu berpikir, masa saya kalah dengan anak kecil," kisahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement