REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia Aziz Pane menyebut kalangan pengusaha sangat terpukul akibat kondisi ekonomi yang melemah saat ini. Pasalnya, ujar Aziz, dari 15 ribu pelaku usaha industri ban hanya 15 persen lokal konten yang terserap. Sisanya, sebanyak 85 persen bahan baku harus impor dari luar negeri. Dengan demikian, karena dolar AS menguat maka impor yang besar akan memukul keuangan perusahaan.
"Kita terpuruk, karena 15.000 pelaku industri ban, hanya dapat 15% lokal konten. Yang lainnya kita impor, ini dengan dolar naik, walaupun banyak ekspor, kita juga banyak impor. Artinya bisnisnya bisa anjlok," jelas Aziz, Kamis (27/8).
Anjloknya bisnis ban ini dinilai juga akan memengaruhi sektor industri lainnya. Aziz melanjutkan, industri ban akan menyerap 80 persen karet alam. Produknya sendiri digunakan di berbagai industri berat termasuk pertanian dan pertambangan.
"Artinya, aktivitas kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan, dan pertambangan mandek. Industri ini terpukul," lanjutnya.
Hanya saja, jika berbicara bertahan atau tidak, Aziz yakin industri ban akan bertahan. Hal ini merujuk pada krisis ekonomi 1998 lalu di mana industri ban nasional bisa bertahan.