REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi Thailand tengah meenyelidiki kemungkinan warga Turki yang memiliki keterkaitan dengan serangan Bom Bangkok, Senin (17/8). Tetapi mereka tidak mengesampingkan kemungkinan pelaku bom adalah kelompok.
Polisi dan beberapa analis keamanan menyatakan kemungkinan serangan ini dilakukan karena terkait penganiayaan terhadap etnis Cina Uighur. Bulan lalu, lebih dari 100 warga Uighur yang dideportasi dari Thailand ke Cina. Langkah yang dilakukan Thailand mendapat kecaman kelompok-kelompok hak asasi dan memicu protes di luar konsulat Thailand di Istanbul, Turki.
Juru bicara polisi nasional Thailand, Prawut Thavornsiri mengatakan, polisi telah memeriksa kedatangan warga Turki yang masuk Thailand sekitar dua pekan sebelum ledakan. Jumlah warga yang diperiksa pihaknya tidak sampai 15 orang.
"Mungkin ada lebih banyak warga Turki datang ke Thailand setelah itu. Kami menyelidiki kelompok yang mungkin datang ke Thailand," kata Prawut seperti dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan bahwa polisi tidak mengesampingkan kelompok yang menjadi pelaku. Namun, ia menegaskan bahwa fokus penyelidikan bukan pada kewarganegaraan melainkan individu. Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Bukti utama kepolisian Thailand saat ini adalah rekaman kamera keamanan (CCTV) sesaat sebelum kejadian.
Rekaman itu menunjukkan seorang pria dengan kaos kuning dan rambut hitam meletakkan ransel setelah memasuki kuil dan berjalan menjauh dari tempat kejadian sebelum ledakan.
Ledakan ini membuat 20 korban tewas. Sebanyak 12 orang diantaranya warga asing, termasuk warga dari Cina, Hong Kong, Inggris, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Anthony Davis, seorang analis keamanan yang berbasis di Bangkok mengatakan, ada tiga kemungkinan kelompok yang memiliki motif dan kemampuan untuk melakukan serangan.
‘’Yang paling mungkin pelaku pemboman adalah anggota militan organisasi sayap kanan Turki yang disebut serigala abu-abu (grey wolves),’’ ujarnya.
Davis menganalisis motif mereka balas dendam karena Thailand melakukan deportasi etnis Uighur ke Cina. Ia menambahkan grey wolves ada selama serangan di konsulat Thailand di Istanbul bulan lalu.