REPUBLIKA.CO.ID, TIANJIN -- Cina secara resmi menahan sedikitnya 12 orang terkait ledakan besar di Kota Tianjin, Cina, Rabu (12/8) lalu. Sebanyak 11 pejabat dan eksekutif pelabuhan Tianjin ditahan karena diduga melalaikan tugas atau menyalahgunakan kekuasaan.
Kantor berita pemerintah Cina Xinhua, Kamis (27/8) melaporkan, diantara ketua, wakil ketua dan tiga wakil Tianjin Ruihai International Logistik Co Ltd yang merupakan pemilik gudang yang meledak ada yang ditahan. Secara terpisah, jaksa penuntut mengatakan penyelidikan atas insiden itu telah menemukan pejabat dari berbagai instansi yang bertanggung jawab dan lalai dalam pengawasan Tianjin Ruihai.
Di antara pejabat lembaga yang ditahan ini adalah transportasi Tianjin, sumber daya lahan, keselamatan kerja, dan kantor bea cukai. Sebanyak 10 pejabat diduga melalaikan tugas dan satu diduga penyalahgunaan kekuasaan.
Berita tentang penahanan ini terjadi sehari setelah Partai Komunis yang berkuasa di Cina memecat kepala regulator keselamatan kerja Cina, mantan wakil wali kota Tianjin yang jadi tersangka korupsi. Tetapi secara eksplisit partai ini tidak membuat pernyataan apakah tindakan ini berhubungan dengan ledakan kimia mematikan Tianjin.
Ada 139 orang dipastikan tewas, sementara 34 orang hilang dalam ledakan ini.